Skip to main content

Permintaan dan Penawaran Uang

A. PERMINTAAN UANG
Dalam ilmu ekonomi, permintaan yang memiliki arti keinginan masyarakat untuk mewujudkan kekayaannya dalam bentuk uang kas.
1. Jenis-Jenis Permintaan Uang
Menurut J. M. Keynes, permintaan yang oleh masyarakat dikategorikan menjadi :
a. Keinginan untuk Bertransaksi (Transaction Motive)
Pelajar membutuhkan uang tunai untuk membeli keperluan sekolah. Ibu rumah tangga membutuhkan uang tunai untuk membeli keperluan rumah tangga. Perusahaan membutuhkan uang kas untuk membiayai pembelian mesin dan bahan baku. Pengeluaran ini sering terjadi lebih dahulu sebelum pemasukan atau pendapatan, sehingga sangat diperlukan adanya yang kas di tangan. Kebutuhan untuk melakukan transaksi menyebabkan masyarakat ingin memegang uang kas.
Apakah yang menentukan besar kecilnya permintaan uang untuk tujuan transaksi tersebut? Permintaan uang kas tersebut untuk tujuan transaksi tergantung dari besar kecilnya pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan seseorang, maka makin besar keinginan menyimpan uang kas untuk kebutuhan transaksi.
Jumlah yang yang dipakai untuk transaksi-transaksi ini sering disebut uang aktif. Karena uang itu dipakai untuk dibelanjakan dan dengan demikian selalu "berputar" dan menggerakkan proses produksi, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menciptakan kesempatan kerja.
b. Keinginan untuk Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
Dalam kenyataan, tidak semua uang digunakan untuk tujuan transaksi. Tentu ada sebagian uang yang ditahan dalam bentuk uang kas dengan tujuan tidak untuk dibelikan barang pada saat itu, tetapi untuk berjaga-jaga. Kondisi masa depan yang tidak terduga mendorong orang untuk menyimpang uang kas berdasarkan motif berjaga-jaga.
Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan seseorang. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka kemampuan menyimpan uang kas untuk berjaga-jaga semakin tinggi. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga-jaga. Secara keseluruhan, semakin tinggi pendapatan, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga semakin tinggi.
c. Keinginan untuk Berspekulasi (Speculative Motive)
Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan. Motivasi menyimpan uang untuk memperoleh keuntungan disebut motif spekulasi. Motif spekulasi diwujudkan dalam pembelian surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi (surat utang). Motif ini dipengaruhi oleh tingkat bunga.
Pendapatan dari memegang obligasi adalah pendapatan bunga dan dari selisih harga penjualan obligasi. Pada tingkat bunga yang terlalu tinggi, permintaan uang kas menjadi rendah. Bila tingkat bunga yang berlaku dianggap terlalu rendah, masyarakat menganggap lebih menguntungkan jika memegang uang kas, sehingga keinginan untuk berspekulasi turun.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang
a. Selera Masyarakat
Selera masyarakat akan mempengaruhi permintaan uang. Misalnya, peningkatan selera masyarakat terhadap barang-barang impor yang mahal akan meningkatkan permintaan terhadap uang kas untuk tujuan transaksi.
b. Kekayaan dari Masyarakat
Apabila suatu masyarakat semakin kaya, maka permintaan terhadap uang cenderung meningkat. Namun, tidak selalu bahwa kenaikan kekayaan yang cukup besar akan secara otomatis meningkatkan permintaan uang kas. Mungkin, ada sebagian yang diwujudkan dalam bentuk tabungan atau surat berharga jangka pendek.
c. Tersedianya Fasilitas Kredit
Dengan makin banyak serta mudahnya fasilitas kredit seperti kartu kredit dan pembayaran angsuran maka permintaan yang akan semakin kecil.
d. Kepastian tentang Pendapatan yang Diharapkan
Apabila masyarakat memiliki kepastian tentang pendapatan yang diharapkan di masa mendatang maka permintaan uang cenderung turun. Sebaliknya, apabila masyarakat tidak yakin bahwa pendapatan yang diharapkan kemungkinan tidak menjadi kenyataan maka permintaan uang kas cenderung naik.
e. Harapan tentang Harga
Apabila masyarakat menganggap bahwa di kemudian hari harga-harga barang dan jasa akan turun mereka akan cenderung menahan uang kas dan menunda pembelian barang. Sebaliknya, apabila diperkirakan harga akan naik, permintaan uang oleh masyarakat cenderung turun.
f. Sistem/Cara Pembayaran yang Berlaku
Cara pembayaran ini berhubungan erat dengan sistem atau proses produksi barang. Apabila proses produksi mulai dari bahan mentah sampai barang jadi dan distribusinya dilakukan oleh beberapa perusahaan berbeda dengan pembayaran kontan maka permintaan uang kas semakin besar.

3. Kurva Permintaan Uang
 Kurva Permintaan Uang
Permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya pendapatan. Sedangkan, motif spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga. Tingkat bunga yang dimaksud adalah tingkat bunga riil, yaitu tingkat bunga yang sudah disesuaikan dengan perubahan tingkat harga barang dan jasa secara umum.Perhatikanlah kurva permintaan uang di atas, sumbu tegak (vertikal) menunjukkan tingkat bunga riil. Sedangkan, sumbu mendatar (horizontal) menunjukkan kuantitas uang yang diminta masyarakat secara keseluruhan. Kurva permintaan uang memiliki lereng negatif.
Orang akan menyimpang uangnya ketika tingkat bunga bank lebih tinggi pada keuntungan menggunakannya untuk kegiatan usaha. Jadi, peningkatan tingkat bunga akan menurunkan permintaan terhadap uang kas (ceteris paribus).
 Pergeseran Kurva Permintaan Uang karena Perubahan Pendapatan
Posisi kurva permintaan uang dapat bergeser karena perubahan tingkat pendapatan dan kekayaan masyarakat. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di atas. Jika pendapatan atau kekayaan masyarakat meningkat, maka kurva permintaan yang akan bergeser ke kanan. Sebaliknya, kurva permintaan uang akan bergeser ke kiri ketika pendapatan atau kekayaan masyarakat turun.

B. PENAWARAN UANG
Penawaran uang adalah banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat.
1. Jenis-Jenis Uang yang Beredar di Masyarakat
Uang yang beredar dalam suatu perekonomi terdiri atas M1, M2, dan M3. M1 merupakan jenis yang yang paling cair (liquid) karena dapat segera dibelanjakan. M2 merupakan M1 ditambah tabungan bank yang kurang liquid (hanya bisa dicairkan menggunakan cek). Sedangkan M3 adalah M2 ditambah deposito jangka panjang dan aset lain.
Penawaran uang dinyatakan dalam rumus :

L = M1 + M2 + M3
Keterangan :
L (Liquidity) : Penawaran Uang
M1 : Uang giral + uang kartal
M2 : M1 + tabungan yang tidak bisa dicairkan dengan cek + deposito jangka pendek
M3 : M2 + deposito jangka panjang

a. M1 (Uang Kartal + Uang Giral)
Uang kartal atau uang tunai merupakan yang yang biasa digunakan setiap hari untuk membeli barang dan jasa. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam. Yang menerbitkan uang kartal adalah bank sentral, yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari permukaan uang yang terdapat tulisan Bank Indonesia.
Uang giral adalah alat pembayaran berupa surat-surat berharda yang dikeluarkan oleh bank umum. Contoh uang giral adalah cek dan bilyet giro. Cek merupakan surat perintah dari pemilik rekening di bank untuk membayar sejumlah uang kepada pihak lain. Sedangkan, bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank untuk memindahbukukan sejumlah yang kepada pihak lain.
b. M2 (M1 + Uang Kuasi)
M2 diperoleh dengan menjumlahkan M1 (uang kartal dan uang giral) dengan uang kuasi. Uang kuasi juga disebut "near money" atau "uang dekat", yaitu bentuk kekayaan finansial yang dapat segera diuangkan. Meskipun secara langsung ia tidak berfungsi sebagai media tukar atau alat pembayaran, tetapi dapat diubah dengan cepat menjadi yang kartal maupun uang giral. Contoh uang kuasi adalah deposito berjangka pendek (jatuh temponya kurang dari 1 tahun) dan rekening simpanan/tabungan di bank umum.
c. M3 (M2 + Deposito Berjangka Panjang)
M3 merupakan penggabungan dari uang kartal, uang giral, uang kuasi, dan deposito berjangka panjang (lebih dari satu tahun).
Apabila perekonomian negara semakin maju, porsi penggunaan uang kartal (kertas dan logam) semakin sedikit, digantikan yang giral dan uang kuasi.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Penawaran Uang
Pada dasarnya, jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian ditetapkan oleh bank sentral melalui pengaturan kredit perbankan. Perkembangan jumlah uang yang beredar mencerminkan perkembangan ekonomi. Apabila perekonomian tumbuh dan berkembang, jumlah uang yang beredar juga berubah termasuk komposisinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran uang, antara lain.
a. Tingkat Bunga
Tingkat bunga merupakan faktor utama yang menentukan jumlah uang beredar. Ketika tingkat bunga tinggi, permintaan uang kas akan turun karena masyarakat menganggap jika uang disimpan (tidak dibelanjakan) akan lebih menguntungkan. Akibatnya, permintaan terhadap barang dan jasa pun mengalami penurunan serta kegiatan perekonomian menjadi lesu. Oleh karena itu, Bank Indonesia akan menambah jumlah uang beredar melalui kebijakan moneter (menurunkan suku bunga SBI).
b. Tingkat Inflasi atau Deflasi
Pada kondisi inflasi, bank sentral akan cenderung mengurangi penawaran uang. Tujuannya adalah untuk mengurangi atau meredam agar inflasi tidak semakin memburuk. Deflasi pun membawa dampak negatif bagi perekonomian. Karena penurunan harga secara terus-menerus akan melemahkan gairah berusaha dan berinvestasi.
c. Tingkat Produksi atau Pendapatan Nasional
Pada tingkat produksi atau pendapatan nasional yang rendah, pemerintah cenderung akan memperbanyak jumlah uang yang beredar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan permintaan agregat, sehingga dunia usaha dapat meningkatkan kegiatan produksi.

3. Kurva Penawaran Uang
Kurva penawaran uang merupakan kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah uang beredar dengan tingkat bunga. Kurva ini memiliki lereng positif, artinya semakin tinggi tingkat bunga, semakin banyak jumlah penawaran uang kas (uang beredar) di masyarakat. Sebaliknya, semakin rendah tingkat bunga maka semakin rendah pula penawaran uang (ceteris paribus). Mengapa demikian?
Ketika tingkat bunga tinggi, bank akan lebih terpacu untuk memberikan kredit pada dunia usaha. Hal ini, karena keuntungan meminjamkan uang akan lebih besar ketika tingkat bunga pinjaman tinggi (ceteris paribus). Dengan demikian, perubahan tingkat bunga akan menyebabkan pergerakan di sepanjang kurva penawaran uang.
 Kurva Penawaran Uang oleh Bank Umum
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di atas. Kurva tersebut menunjukkan pada tingkat bunga setinggi r1, penawaran uang oleh bank umum adalah M0 dan ketika tingkat bunga naik, penawaran uang oleh bank umum (misalnya dalam bentuk kredit usaha) naik menjadi M1.
Dalam praktiknya, penawaran uang sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter Bank Indonesia. Oleh karena itu, bentuk kurvanya berupa garis vertikal yang berarti jumlahnya telah ditetapkan tertentu. Perhatikanlah gambar berikut. Jumlah uang beredar ditetapkan oleh Bank Indonesia berada pada titik M1.
Kurva Penawaran Uang oleh Bank Indonesia



Daftar Pustaka :
Nurcahyaningtyas. 2009. Ekonomi untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.


Comments

Iklan Ad

Popular posts from this blog

Menghitung Persediaan dengan Metode LCNRV (Lower-Cost-Net-Realizable-Value)

NILAI TERENDAH DARI BIAYA PEROLEHAN ATAU NILAI REALISASI NETO (LCNRV) Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan. Namun, jika persediaan turun nilainya sampai ke tingkat di bawah biaya aslinya, maka prinsip biaya historis menjadi tidak relevan. Apapun alasan untuk penurunan nilai tersebut, baik itu usang, perubahan tingkat harga, atau rusak, perusahaan harus menurunkan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto untuk melaporkan kerugian ini. Perusahaan meninggalkan prinsip biaya historis ketika utilitas masa depan (kemampuan menghasilkan pendapatan) dari aset turun di bawah biaya aslinya. Nilai Realisasi Neto Ingat bahwa biaya adalah harga perolehan persediaan yang dihitung dengan menggunakan salah satu metode berbasis biaya historis. Nilai realisasi neto ( net realizable value /NRV) mengacu pada jumlah neto yang diharapkan oleh perusahaan untuk direalisasi dari penjualan persediaan. Secara khusus, nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan bisnis bi

Teori-Teori Kekerasan

Menurut Priyanto (2015 : 129-132), dalam buku “Teori-teori Kekerasan” (Thomas Santoso) dikemukakan ada sepuluh macam kekerasan, yaitu sebagai berikut. 1.  Teori kekerasan sebagai tindakan aktor (individu) atau kelompok Dalam teori ini dikemukakan bahwa manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetik atau fisiologis. 2.  Teori kekerasan struktural Menurut teori ini kekerasan struktural terbentuk dalam suatu sistem sosial. Dalam teori ini dikemukakan bahwa kekerasan tidak hanya dilakukan oleh individu atau kelompok semata, tetapi juga dipengaruhi oleh suatu struktur sosial. 3.  Teori kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan struktur Menurut para ahli teori ini, konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi kehidupan masyarakat. 4.  Teori faktor individual Menurut beberapa ahli, setiap perilaku kelompok, termasuk kekerasan dan konflik selalu berawal dari tindakan perorangan atau individual. Teori ini meng

Hubungan antara Renaisans, Aufklarung, dan Reformasi Gereja

Hubungan antara Renaisans, Aufklarung, dan Reformasi Gereja 1.  Renaisans ( Renaissance ) 1.1 Arti Renaissance Renaissance  dari bidang ilmu Etimologi, istilah Renaisans atau Renaissance  berasal dari bahasa Latin “renaitre” yang berarti “hidup kembali” atau “lahir kembali”. Renaissance  adalah menyangkut kelahiran atau hidupnya kembali kebudayaan klasik Yunani dan Romawi dalam kehidupan masyarakat Barat. Renaissance  juga dapat diartikan sebagai suatu periode sejarah dimana perkembangan kebudayaan Barat memasuki babak baru dalam semua aspek kehidupan yang mencakup ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sistem kepercayaan, sistem politik, dan lain sebagainya. Kata Renaissance  pertama kali digunakan oleh Jules Michelet pada karyanya yang berjudul “History of France”. Jules Michelet membedakan antara masyarakat Renaissance  dengan masyarakat abad pertengahan adalah pada penafsiran pelaksanaan agama dalam kehidupan bermasyarakat. Di dalam buku “History of France” terdapat kata