Skip to main content

Menghitung Persediaan dengan Metode LCNRV (Lower-Cost-Net-Realizable-Value)

NILAI TERENDAH DARI BIAYA PEROLEHAN ATAU NILAI REALISASI NETO (LCNRV)
Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan. Namun, jika persediaan turun nilainya sampai ke tingkat di bawah biaya aslinya, maka prinsip biaya historis menjadi tidak relevan. Apapun alasan untuk penurunan nilai tersebut, baik itu usang, perubahan tingkat harga, atau rusak, perusahaan harus menurunkan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto untuk melaporkan kerugian ini. Perusahaan meninggalkan prinsip biaya historis ketika utilitas masa depan (kemampuan menghasilkan pendapatan) dari aset turun di bawah biaya aslinya.

Nilai Realisasi Neto
Ingat bahwa biaya adalah harga perolehan persediaan yang dihitung dengan menggunakan salah satu metode berbasis biaya historis. Nilai realisasi neto (net realizable value/NRV) mengacu pada jumlah neto yang diharapkan oleh perusahaan untuk direalisasi dari penjualan persediaan. Secara khusus, nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan bisnis biasa dikurangi estimasi biaya untuk menyelesaikan dan estimasi biaya untuk melakukan penjualan.
Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa Mander Corp. memiliki persediaan yang belum selesai dengan biaya perolehan sebesar $950, nilai penjualan sebesar $1.000, estimasi biaya penyelesaian sebesar $50, dan estimasi biaya penjualan sebesar $200. Nilai realisasi neto Mander dihitung sebagai berikut.
Mander melaporkan persediaan dalam laporan posisi keuangannya sebesar $750. Dalam laporan laba rugi, Mander melaporkan Kerugian atas Penurunan Nilai Persediaan sebesar $200 ($950-$750). Bermula dari biaya dalam hal ini dibenarkan karena persediaan tidak boleh dilaporkan pada jumlah yang lebih tinggi dari realisasi yang diharapkan dari penjualan atau penggunaan. Selain itu, perusahaan seperti Mander harus membebankan kerugian utilitas terhadap pendapatan pada periode di mana kerugian terjadi, bukan dalam periode penjualan. Oleh karena itu, perusahaan melaporkan persediaan sebesar nilai terendah dari biaya perolehan atau nilai realisasi neto (LCNRV) pada setiap tanggal pelaporan.

Ilustrasi LCNRV
Sebagaimana ditunjukkan, perusahaan menilai persediaan sebesar LCNRV. Perusahaan mengestimasi nilai realisasi neto berdasarkan bukti yang paling dapat diandalkan dari jumlah yang dapat direalisasi pada persediaan (harga penjualan yang diharapkan, biaya penyelesaian yang diharapkan, dan biaya penjualan yang diharapkan). Untuk mengilustrasikan Regner Foods menghitung persediaan pada LCNRV, seperti yang ditunjukkan dalam Ilustrasi berikut ini.

Makanan
Biaya Perolehan
NRV
Nilai Persediaan Akhir
Bayam
$80.000
$120.000
$80.000
Wortel
100.000
110.000
100.000
Kacang Potong
50.000
40.000
40.000
Kacang-kacangan
90.000
72.000
72.000
Campuran Sayuran
95.000
92.000
92.000
Total


$384.000
Nilai persediaan akhir : 
Bayam : Biaya perolehan ($80.000) dipilih karena lebih rendah dari nilai realisasi neto.
Wortel : Biaya perolehan ($100.000) dipilih karena lebih rendah dari nilai realisasi neto.
Kacang Potong : Nilai realisasi neto ($40.000) dipilih karena lebih rendah dari biaya perolehan.
Kacang-kacangan : Nilai realisasi neto ($72.000) dipilih karena lebih rendah dari biaya perolehan.
Campuran Sayuran : Nilai realisasi neto ($92.000) dipilih karena lebih rendah dari biaya perolehan.
Seperti yang ditunjukkan di atas, nilai persediaan akhir sebesar $384.000 sama dengan jumlah dari LCNRV dari masing-masing item persediaan. Artinya, Regner Foods menerapkan aturan LCNRV untuk setiap jenis individu makanan.

Metode Penerapan LCNRV
Dalam ilustrasi Regner Foods, kita mengasumsikan bahwa perusahaan menerapkan aturan LCNRV untuk setiap jenis individu makanan. Namun, perusahaan dapat menerapkan aturan LCNRV kepada sekelompok item serupa atau terkait, atau pada keseluruhan persediaan. Misalnya, dalam industri tekstil, tidak mungkin menentukan harga jual untuk setiap tekstil secara individual, sehingga perlu dilakukan penilaian nilai realisasi neto pada semua tekstil yang akan digunakan untuk memproduksi pakaian pada musim tertentu.
Jika perusahaan mengikuti pendekatan kelompok item serupa atau terkait, atau pendekatan total persediaan dalam menentukan LCNRV, kenaikan harga pasar cenderung akan menyaling hapus (offset) penurunan harga pasar. Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa Regner Foods memisahkan produk makanan ke dalam dua kelompok utama, beku dan kaleng, seperti yang ditunjukkan dalam ilustrasi berikut ini.

Produk
Biaya Perolehan
LCNRV
LCNRV berdasarkan :
Item individu
Kelompok utama
Total Persediaan
Beku





  Bayam
$80.000
$120.000
$80.000


  Wortel
100.000
110.000
100.000


  Kacang Potong
50.000
40.000
40.000


Jumlah Beku
230.000
270.000

$230.000

Kalengan





  Kacang-kacangan
90.000
72.000
72.000


  Sayuran campur
95.000
92.000
92.000


Jumlah Kalengan
185.000
164.000

164.000

Total
$415.000
$434.000
$384.000
$394.000
$415.000

Jika Regner Foods menerapkan aturan LCNRV pada masing-masing item, maka jumlah persediaan adalah $384.000. Namun, jika Regner menerapkan aturan pada kelompok utama, nilai akan naik menjadi $394.000. Begitu pula, jika diterapkan pendekatan LCNRV terhadap total persediaan, maka total nilainya menjadi $415.000. Mengapa terdapat perbedaan ini? Ketika perusahaan menggunakan pendekatan kelompok utama atau total persediaan, item-item nilai realisasi neto yang lebih tinggi dari biaya perolehan akan menyaling hapus nilai realisasi neto yang lebih rendah dari biaya perolehan. Untuk Regner Foods, penggunaan pendekatan serupa atau terkait sebagian menyaling hapus nilai realisasi neto yang tinggi untuk bayam. Penggunaan pendekatan total persediaan secara keseluruhan menyaling hapus nilai realisasi neto.
Dalam kebanyakan situasi, harga persediaan perusahaan berdasarkan item per item. Bahkan, peraturan pajak di beberapa negara mengharuskan perusahaan menggunakan basis item individu jika tidak ada kesulitan dalam praktiknya. Selain itu, pendekatan item individu memberikan penilaian terendah untuk tujuan laporan posisi keuangan. Dalam beberapa kasus, perusahaan menilai persediaannya secara keseluruhan ketika perusahaan menawarkan hanya satu produk akhir (yang terdiri dari berbagai bahan baku yang berbeda). Jika perusahaan menghasilkan beberapa produk akhir, maka perusahaan dapat menggunakan pendekatan serupa atau terkait sebagai gantinya. Metode mana pun yang dipilih, perusahaan harus menerapkan metode tersebut secara konsisten dari satu periode ke periode lain.

Mencatat Nilai Realisasi Neto, Bukan Biaya Perolehan
Salah satu dari dua metode dapat digunakan untuk mencatat dampak pendapatan dari penilaian persediaan pada nilai realisasi neto. Salah satu metode, disebut sebagai metode beban pokok penjualan (costs-of-goods-sold method), mendebit beban pokok penjualan untuk menurunkan nilai persediaan ke nilai realisasi neto. Akibatnya, perusahaan tidak melaporkan kerugian dalam laporan laba rugi karena beban pokok penjualan sudah termasuk jumlah kerugian. Metode kedua, disebut sebagai metode kerugian (loss method), mendebit akun kerugian untuk menurunkan nilai persediaan ke nilai realisasi neto. Kita menggunakan data persediaan Ricardo Company berikut untuk mengilustrasikan jurnal berdasarkan kedua metode tersebut.

Beban pokok penjualan (sebelum penyesuaian ke nilai realisasi neto)

$108.000

Persediaan akhir (biaya perolehan)

82.000

Persediaan akhir (pada nilai realisasi neto)

70.000

Ilustrasi berikut menunjukkan jurnal untuk metode beban pokok penjualan dan metode kerugian, dengan mengasumsikan penggunaan sistem persediaan perpetual.

Untuk mengurangi persediaan dari biaya perolehan ke nilai realisasi neto

Metode Beban Pokok Penjualan

Metode Kerugian

Harga Pokok Penjualan        xxx

   Persediaan Barang Dagang       xxx

Rugi Penurunan Nilai Persediaan     xxx

   Persediaan Barang Dagang           xxx

Metode beban pokok penjualan menghapus kerugian pada akun Beban Pokok Penjualan. Sementara itu, metode kerugian menunjukkan kerugian tersebut secara terpisah dari Beban Pokok Penjualan dalam laporan laba rugi dengan mengidentifikasi kerugian akibat penurunan nilai.
Ilustrasi berikut membandingkan selisih jumlah yang dilaporkan dalam laporan laba rugi berdasarkan kedua pendekatan, dengan menggunakan data dari contoh Ricardo.
IFRS tidak menentukan akun tertentu untuk mendebit penurunan nilai. Penyajian metode kerugian lebih disukai karena jelas mengungkapkan nilai kerugian akibat penurunan nilai realisasi neto persediaan.

Metode Beban Pokok Penjualan

Pendapatan Penjualan

$200.000

Beban pokok penjualan (setelah penyesuaian ke nilai realisasi neto*)

(120.000)

Laba bruto atas penjualan

$80.000

Metode Kerugian

Pendapatan Penjualan

$200.000

Beban pokok penjualan

(108.000)

Laba bruto atas penjualan

$92.000

Rugi Penurunan Nilai Persediaan

(12.000)

 

$80.000

 

*Beban pokok penjualan (sebelum penyesuaian ke nilai realisasi neto)

$108.000

Selisih antara persediaan pada biaya perolehan engan nilai realisasi neto ($82.000-$70.000)

12.000

Beban pokok penjualan (setelah penyesuaian ke nilai realisasi neto)

$120.000


Penggunaan Penyisihan/Cadangan
Daripada mengkredit akun Persediaan untuk penyesuaian nilai realisasi neto, perusahaan umumnya menggunakan akun cadangan, yang sering disebut sebagai "Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan". Misalnya dengan menggunakan akun cadangan dengan metode kerugian, Ricardo Company membuat jurnal untuk mencatat penurunan persediaan menjadi nilai realisasi neto sebagai berikut.

Rugi Penurunan Nilai Persediaan (D) 12.000

   Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (K) 12.000

Penggunaan akun cadangan menyebabkan perusahaan melaporkan biaya perolehan dan nilai realisasi neto persediaan. Ricardo melaporkan persediaan dalam laporan posisi keuangan sebagai berikut.

Persediaan (pada biaya perolehan)

$82.000

Penyisihan untuk mengurangi persediaan ke nilai realisasi neto

(12.000)

Persediaan pada nilai realisasi neto

$70.000

Penggunaan penyisihan dalam metode beban pokok penjualan atau metode kerugian memungkinkan laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan untuk mencerminkan persediaan diukur pada $82.000, meskipun laporan posisi keuangan menunjukkan jumlah neto sebesar $70.000. Hal ini juga menyebabkan tercatatnya buku besar persediaan tambahan dan catatan terkait dengan akun kontrol tanpa mengubah harga.

Pemulihan Kerugian Persediaan
Dalam periode setelah penurunan nilai, kondisi ekonomi dapat berubah sehingga nilai realisasi neto persediaan yang sebelumnya diturunkan nilainya mungkin menjadi lebih besar dari biaya perolehan, atau ada bukti yang jelas akan peningkatan nilai realisasi neto. Dalam situasi ini, jumlah penurunan nilai akan dibalik, dengan pembalikan yang dibatasi dengan jumlah penurunan nilai sebelumnya.
Melanjutkan contoh Ricardo, asumsikan bahwa pada berikutnya, kondisi pasar akan berubah, sehingga terjadi kenaikan nilai realisasi neto menjadi $74.000 (kenaikan sebesar $4.000). Akibatnya, hanya $8.000 yang dibutuhkan dalam akun penyisihan. Ricardo membuat jurnal dengan menggunakan metode kerugian sebagai berikut.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (D) 4.000

   Pemulihan Rugi Penurunan Nilai ($74.000-$70.000) (K) 4.000

Akun penyisihan kemudian disesuaikan pada periode berikutnya, sehingga persediaan dilaporkan pada LCNRV. Ilustrasi berikut menunjukkan evaluasi nilai realisasi neto untuk Margin Company dan dampak penyesuaian nilai realisasi neto terhadap pendapatan.

Tanggal

Persediaan pada Biaya Perolehan

Persediaan pada NRV

Jumlah yang dibutuhkan pada Akun Penyisihan

Penyesuaian Saldo Akun Penyisihan

Dampak pada Laba Neto

31 Des. 2010

$188.000

$176.000

$12.000

$12.000 naik

Penurunan

31 Des. 2011

194.000

187.000

7.000

5.000 turun

Kenaikan

31 Des. 2012

173.000

174.000

0

7.000 turun

Kenaikan

31 Des. 2013

182.000

180.000

2.000

2.000 naik

Penurunan

Dengan demikian, jika harga jatuh, perusahaan mencatat tambahan penurunan nilai. Jika harga naik, perusahaan mencatat kenaikan pada laba. Kita dapat menganggap kenaikan neto sebagai pemulihan atas kerugian yang sebelumnya diakui. Namun, dalam situasi lain, persediaan tidak boleh dilaporkan pada nilai persediaan di atas biaya aslinya.

Evaluasi Aturan LCNRV
1. Perusahaan mengakui penurunan nilai aset dan membebankannya pada periode di mana kerugian tersebut terjadi, bukan dalam periode di mana aset tersebut dijual. Di sisi lain, perusahaan mengakui kenaikan nilai aset (yang melebihi biaya asli) hanya pada saat penjualan. Perlakuan yang tidak konsisten ini dapat mendistorsi data laba.
2. Penerapan aturan LCNRV menghasilkan inkonsistensi, karena perusahaan dapat menilai persediaan pada biaya perolehan dalam satu tahun dan pada nilai realisasi neto tahun berikutnya.
3. LCNRV menilai persediaan dalam laporan posisi keuangan secara konservatif, tetapi dampaknya terhadap laporan laba rugi mungkin atau tidak mungkin menjadi konservatif. Laba neto untuk tahun dimana perusahaan menelan kerugian pastinya lebih rendah. Namun demikian, laba neto periode berikutnya mungkin lebih tinggi dari periode normal jika pengurangan harga penjualan yang diharapkan tidak material.
Banyak pengguna laporan keuangan menghargai aturan LCNRV karena mereka setidaknya tahu bahwa aturan tersebut mencegah nilai persediaan yang berlebihan. Selain itu, dengan mengakui semua kerugian, tetapi mengantisipasi tidak adanya keuntungan, perusahaan biasanya menghindari nilai laba yang berlebihan.

Latihan
1. Berikut ini adalah informasi yang berkaitan dengan persediaan HaloBelajar Company.
(Per unit)
Sandal
Sepatu
Kaos Kaki
Biaya historis
$190,00
$106,00
$53,00
Harga jual
212,00
145,00
73,75
Biaya untuk menjual
19,00
8,00
2,50
Biaya untuk menyelesaikan
32,00
29,00
21,25
Tentukan hal-hal berikut : (a) nilai realisasi neto untuk setiap item, dan (b) nilai tercatat setiap item pada LCNRV!

2. PT. Apin menggunakan sistem persediaan perpetual. Pada 1 Januari 2018, persediaan sebesar Rp 214.000.000 pada biaya perolehan dan pada nilai realisasi neto. Pada tanggal 31 Desember 2018, persediaan sebesar Rp 286.000.000 pada biaya perolehan dan Rp 265.000.000 pada nilai realisasi neto. Buatlah jurnal yang diperlukan pada 31 Desember dengan (a) metode beban pokok penjualan dan (b) metode kerugian!

3. Okasan Company mengikuti praktik penetapan harga persediaan pada LCNRV, berdasarkan masing-masing item.
Item No.
Kuantitas
Biaya per unit
Estimasi Harga Jual
Biaya untuk Menyelesaikan dan Menjual
1320
1.200
$3,20
$4,50
$1,60
1333
900
2,70
3,40
1,00
1426
800
4,50
5,00
1,40
1437
1.000
3,60
3,20
1,35
1510
700
2,25
3,25
1,40
1522
500
3,00
3,90
0,80
1573
3.000
1,80
2,50
1,20
1626
1.000
4,70
6,00
1,50

Dari informasi di atas, tentukan jumlah persediaan Okasan Company!

4. Chaeryong Company memproduksi meja. Kebanyakan produk meja perusahaan adalah model standar dan dijual berdasarkan harga katalog. Pada tanggal 31 Desember 2020, persediaan meja jadi muncul dalam persediaan perusahaan sebagai berikut.
Meja Jadi
A
B
C
D
Harga jual katalog 2020
$450
$480
$900
$1.050
Biaya FIFO per daftar persediaan 31/12/20
470
350
830
960
Estimasi biaya untuk menyelesaikan dan menjual
50
110
260
200
Harga jual katalog 2021
500
540
900
1.200

Katalog 2020 berlaku sampai November 2020 dan katalog 2021 berlaku sejak 1 Desember 2020. Semua harga katalog adalah neto dari diskon biasa.
Diminta
Pada nilai berapa masing-masing dari keempat meja tersebut seharusnya muncul dalam catatan persediaan perusahaan pada tanggal 31 Desember 2020, dengan asumsi bahwa perusahaan telah mengadopsi pendekatan Lower-of-FIFO-cost-or-net realizable value untuk penilaian persediaan berdasarkan masing-masing item?

Untuk mencocokkan jawaban, kalian bisa membuka link berikut ini : Kunci Jawaban Soal Latihan Persediaan LCNRV

Daftar Pustaka

Kieso, D., Weygandt, J., & Warfield, T. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah Intermediate Accounting Edisi IFRS (Vol. I). (T. Hidayat, Ed., N. Sari, & M. Rifai, Trans.) Jakarta: Salemba Empat.

Comments

Post a Comment

Iklan Ad

Popular posts from this blog

Teori-Teori Kekerasan

Menurut Priyanto (2015 : 129-132), dalam buku “Teori-teori Kekerasan” (Thomas Santoso) dikemukakan ada sepuluh macam kekerasan, yaitu sebagai berikut. 1.  Teori kekerasan sebagai tindakan aktor (individu) atau kelompok Dalam teori ini dikemukakan bahwa manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetik atau fisiologis. 2.  Teori kekerasan struktural Menurut teori ini kekerasan struktural terbentuk dalam suatu sistem sosial. Dalam teori ini dikemukakan bahwa kekerasan tidak hanya dilakukan oleh individu atau kelompok semata, tetapi juga dipengaruhi oleh suatu struktur sosial. 3.  Teori kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan struktur Menurut para ahli teori ini, konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi kehidupan masyarakat. 4.  Teori faktor individual Menurut beberapa ahli, setiap perilaku kelompok, termasuk kekerasan dan konflik selalu berawal dari tindakan perorangan atau individual. Teori ini meng

Hubungan antara Renaisans, Aufklarung, dan Reformasi Gereja

Hubungan antara Renaisans, Aufklarung, dan Reformasi Gereja 1.  Renaisans ( Renaissance ) 1.1 Arti Renaissance Renaissance  dari bidang ilmu Etimologi, istilah Renaisans atau Renaissance  berasal dari bahasa Latin “renaitre” yang berarti “hidup kembali” atau “lahir kembali”. Renaissance  adalah menyangkut kelahiran atau hidupnya kembali kebudayaan klasik Yunani dan Romawi dalam kehidupan masyarakat Barat. Renaissance  juga dapat diartikan sebagai suatu periode sejarah dimana perkembangan kebudayaan Barat memasuki babak baru dalam semua aspek kehidupan yang mencakup ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sistem kepercayaan, sistem politik, dan lain sebagainya. Kata Renaissance  pertama kali digunakan oleh Jules Michelet pada karyanya yang berjudul “History of France”. Jules Michelet membedakan antara masyarakat Renaissance  dengan masyarakat abad pertengahan adalah pada penafsiran pelaksanaan agama dalam kehidupan bermasyarakat. Di dalam buku “History of France” terdapat kata