Skip to main content

Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Eko-efisien

Pembangunan yang dilakukan di Indonesia selama ini sebenarnya telah banyak meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun dampak negatif dari pembangunan tersebut ialah pada ketersediaan sumber daya alam serta terhadap daya dukung lingkungan.
Permasalahan di atas selain harus diterapkannya prinsip pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan perlu juga diterapkan pembangunan yang menggunakan pendekatan eko-efisiensi. Prinsip eko-efisiensi diperlukan dalam pemanfaatkan sumber daya alam sebagai faktor produksi.
Prinsip eko-efisiensi adalah bahwa bahan dan energi yang tidak termanfaatkan dalam suatu sistem proses produksi akan terbuang menjadi limbah (padat,cair, dan gas) dan menyebabkan meningkatkannya social cost untuk proses lanjutannya, dengan meningkatkan efisiensi semakin banyak bahan dan energi yang termanfaatkan dalam proses produksi sehingga semakin sedikit yang terbuang. Ditinjau dari aspek ekonomi, peningkatan efisiensi akan mengurangi bahan baku sebagai faktor produksi dan energi yang dibutuhkan, sehingga biaya produksi turun dan berpotensi untuk meningkatkan profit. Sedangkan dari aspek lingkungan hidup berarti makin sedikit bahan baku dan energi yang terbuang percuma, sehingga semakin sedikit limbah yang dihasilkan maka dampak terhadap lingkungan hidup dapat ditekan.
Langkah-langkah yang dapat diambil dalam proses produksi suatu industri dalam menerapkan prinsip eko-efisiensi adalah sebagai berikut.
1. Meminimalkan penggunaan bahan baku dan energi.
2. Meminimalkan pelepasan limbah beracun ke lingkungan.
3. Menghasilkan produk yang dapat didaur ulang.
4. Pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbarui.
5. Mampu menghasilkan produk yang tahan lama.

1. Prinsip Eko-efisiensi dalam Memenuhi Kebutuhan Sumber Energi
Permasalahan global yang dirasakan saat ini adalah semakin berkurangnya cadangan minyak bumi dunia. Dampak yang sangat dirasakan oleh masyarakat adalah semakin meningkatkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) sementara kebutuhan akan bahan bakar adalah mutlak bagi masyarakat.
Penerapan prinsip eko-efisiensi dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar di antaranya ialah dengan menggunakan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui. Di Indonesia sumber energi yang dapat diperbaharui ini sebenarnya relatif lebih banyak, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Tenaga Angin
Tenaga angin di Indonesia telah dimanfaatkan di NTT dimana wilayah NTT merupakan wilayah kering yang ketersediaan airnya terbatas. Tenaga angin dihasilkan oleh kincir angin untuk memompa air dengan debit 5 l/dt yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pertanian. Dalam prinsip eko-efisiensi, tenaga angin bermanfaat untuk mengganti energi BBM memompa kincir angin.
b. Energi Matahari
Indonesia sebenarnya negara yang sangat kaya akan energi matahari karena posisi Indonesia yang berada di jalur khatulistiwa. Energi matahari merupakan energi alternatif yang sangat potensial. Energi ini dapat digunakan untuk pembangkit tenaga mengganti energi air untuk membangkitkan tenaga listrik dalam level megawatt karena panas matahari ini mampu memasok lebih dari 219.000 ribu milyar kWh energi setiap tahun. Selain dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik, energi matahari juga dapat digunakan untuk memanaskan green house dan energi pengering produk-produk pertanian.
c. Air
Pemanfaatkan air sebagai sumber pembangkit tenaga listrik telah diterapkan pemerintah Indonesia dalam skala besar. Namun sebenarnya pemanfaatkan air sebagai pembangkit tenaga listrik ini dapat pula dilakukan sendiri oleh masyarakat terpencil di mana terdapat sumber-sumber air dalam skala kecil, sehingga ketergantungan masyarakat terhadap pasokan listrik dari PLN dapat dikurangi dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya sendiri.
d. Biomassa dan Bahan-Bahan Limbah Organik
Biomassa hasil pertanian, khususnya limbah agroindustri merupakan sumber energi alternatif, sebagai pengganti bahan bakar minyak dan gas. Dengan demikian pemanfaatannya akan berdampak positif, baik bagi bisnis maupun bagi kesejahteraan lingkungan secara keseluruhan. Di Indonesia limbah agroindustri yang dapat dijadikan sumber energi alternatif di antaranya briket arang, biogas, biodiesel dan aseton, butanol, serta etanol.

2. Contoh Pemanfaatan Energi Alternatif
a. Briket Arang
Tempurung kelapa sawit dapat menghasilkan sekitar 33% arang biogas setelah dicampur dengan tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Sedangkan serat daging buah (prikarp) dan lumpur limah kelapa sawit sebagai substrat dan bahan inokulum dari campuran kotoran sapi serta eceng gondok.
Keuntungan dari biogas, antara lain sebagai berikut.
1) Biogas termasuk gas yang mudah terbakar dan bersifat hampir sama seperti gas alam.
2) Biogas termasuk produksi gas yang tidak berbahaya, sehingga menguntungkan bagi teknologi lingkungan dalam hal penanganan limbah organik.
Gambar 1. Briket Arang
b. Minyak Goreng Bekas
Minyak goreng bekas dicampur dengan metanol dapat menghasilkan sumber energi baru berbetuk biodiesel. Biodiesel ini mempunyai kelebihan-kelebihan :
1) memiliki titik nyala yang tinggi dan tidak menghasilkan senyawa menguap yang dapat meledak,
2) mudah didegradasi oleh mikroorganisme perombak,
3) daya racun emisi biodiesel bersifat lemah, dan
4) bersifat aman bagi lingkungan.
c. Sekam Padi
Sekam padi pada saat mulai dikembangkan untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) mempunyai kapasitas 1 x 100 kW. Di Indonesia ketersediaan sekam padi sangat melimpah dan saat ini limbah organik tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.


Daftar Pustaka
Sumardi, dkk. (2009). Geografi 2 Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen     Pendidikan Nasional.

Comments

Iklan Ad

Popular posts from this blog

Menghitung Persediaan dengan Metode LCNRV (Lower-Cost-Net-Realizable-Value)

NILAI TERENDAH DARI BIAYA PEROLEHAN ATAU NILAI REALISASI NETO (LCNRV) Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan. Namun, jika persediaan turun nilainya sampai ke tingkat di bawah biaya aslinya, maka prinsip biaya historis menjadi tidak relevan. Apapun alasan untuk penurunan nilai tersebut, baik itu usang, perubahan tingkat harga, atau rusak, perusahaan harus menurunkan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto untuk melaporkan kerugian ini. Perusahaan meninggalkan prinsip biaya historis ketika utilitas masa depan (kemampuan menghasilkan pendapatan) dari aset turun di bawah biaya aslinya. Nilai Realisasi Neto Ingat bahwa biaya adalah harga perolehan persediaan yang dihitung dengan menggunakan salah satu metode berbasis biaya historis. Nilai realisasi neto ( net realizable value /NRV) mengacu pada jumlah neto yang diharapkan oleh perusahaan untuk direalisasi dari penjualan persediaan. Secara khusus, nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan bisnis bi...

Soal Latihan Piutang Dagang (Account Receivable) dan Kunci Jawaban

1. Pada akhir tahun 2017, Goblin Company memiliki piutang sebesar $700.000 dan cadangan kerugian piutang sebesar $54.000. Pada 24 Januari 2018, perusahaan mengetahui bahwa piutang dari Sun Company tidak dapat ditagih, dan pihak manajemen mengizinkan penghapusan sebesar $6.200. a. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat penghapusan piutang b. Berapa cash realizable value dari piutang (1) sebelum penghapusan dan (2) setelah penghapusan? 2. Buku besar perusahaan Tsubasa pada akhir tahun 2019 menunjukkan saldo piutang usaha $150.000, pendapatan penjualan $850.000, dan retur penjualan $30.000. Intruksi (a) Jika perusahaan Tsubasa menggunakan metode penghapusan piutang langsung untuk akun piutang tidak tertagih, buatlah jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2019, dengan asumsi pihak manajer menentukan saldo piutang tidak tertagih sebesar $1.500. (b) Jika cadangan piutang tak tertagih memiliki saldo kredit sebesar $2.400 dalam neraca saldo, buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal...

Metode Penentuan Episentrum Gempa

Untuk menentukan lokasi sumber gempa atau episentrum secara akurat dapat digunakan dua cara, yaitu dengan menggunakan metode jarak episentral dan homoseista.   1) Metode Episentral   Episentral adalah jarak antara sumber gempa atau episentrum dan stasiun pengamat gempa. Untuk menentukan posisi sumber gempa dengan metode ini, diperlukan data waktu kejadian gempa minimal dari tiga stasiun pengamatan, sehingga kita dapat menghitung jarak episentral dari setiap stasiun dengan menggunakan Rumus aska , yaitu sebagai berikut.   Δ = {(S – P) – 1’} × 1.000 km  ( Δ ) = jarak episentral dari stasiun pengamat (kilometer)  S - P = selisih waktu pencatatan antara gelombang sekunder dan primer (menit)  1’ = satu menit  Contoh : Dalam satu kejadian gempa, tercatat waktu getaran gelombang primer dan sekunder dari tiga stasiun pengamat A, B dan C sebagai berikut ini. Stasiun A : gelombang P pertama pukul 19:17.15 WIB, gelombang S pertama pukul 19:19.30 WIB Stasiun B :...