A. Mobilitas dan Migrasi Penduduk
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berusaha mencari kebahagiaan dalam hidupnya. Salah satunya dengan mencari daerah-daerah yang dapat mendukung tercapainya keinginan mereka. Untuk itu manusia selalu berpindah-pindah sesuai kebutuhannya. Perpindahan itu disebut mobilitas penduduk. Jadi, mobilitas penduduk adalah gerakan atau arus perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Mobilitas penduduk meliputi migrasi, transmigrasi, dan urbanisasi.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Orang yang melakukan perpindahan disebut migran. Terjadinya migrasi disebabkan adanya perubahan, alamiah, bencana alam, tekanan politik, ekonomi, gangguan keamanan, dan lain-lain.
Migrasi dibedakan menjadi dua, yaitu.
1. Migrasi Ekstern
Migrasi ekstern atau migrasi antarnegara terjadi apabila penduduk berpindah dari satu negara ke negara lain. Migrasi jenis ini meliputi imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
a. Emigrasi
Yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara. Orang melakukan emigrasi disebut emigran. Contohnya, orang Indonesia yang pindah dan menetap di Jepang.
b. Imigrasi
Yaitu perpindahan penduduk dari negara asing, untuk menetap dan menjadi warga negara di negara yang didatanginya. Contohnya, semua bangsa kulit putih yang sekarang menetap di Benua Amerika sebagian besar adalah pendatang dari Benua Eropa. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya imigrasi dan emigrasi antara lain kurangnya lapangan kerja di negara asal, adanya peperangan, dan terjadinya bencana alam dahsyat di suatu negara.
c. Remigrasi
Yaitu perpindahan penduduk untuk kembali ke tanah airnya semula. Contohnya, orang-orang Indonesia di Filipina ingin kembali ke tanah air karena kondisi tidak nyaman, alasan fisik dan karena sudah tua, ingin kembali ke tanah asalnya.
2. Migrasi Intern
Migrasi intern terjadi dalam satu negara. Penduduk yang mengadakan migrasi tidak keluar dari negara tersebut. Migrasi intern meliputi transmigrasi dan urbanisasi.
a. Transmigrasi
Yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang kurang pada penduduknya, tetapi masih dalam lingkungan satu negara.
Ada juga transmigrasi yang dijalankan secara paksa dengan maksud semata-mata untuk kepentingan politik dan bukan didasarkan pada keadaan sosial penduduk di suatu daerah. Hal ini terjadi pada zaman penjajahan Belanda maupun pada zaman penjajahan Jepang. Dalam pembangunan nasional, transmigrasi bertujuan untuk membuka tanah baru di luar Jawa dan meningkatkan potensi ekonomi daerah tujuan, serta memacu pembangunan daerah. Dengan begitu daapt meningkatkan produksi dan ekspor hasil pertanian dengan jalan memperluas areal produktif pertanian. Di bidang sosial, transmigrasi akan meningkatkan integrasi masyarakat secara sosial budaya dan meratakan persebaran penduduk.
Macam-macam transmigrasi di Indonesia menurut cara pelaksanaan antara lain :
1) Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang disebabkan tekanan jumlah penduduk di daerah asal. Biayanya ditanggung oleh pemerintah.
2) Transmigrasi keluarga, yaitu transmigrasi yang diselenggarakan oleh pemerintah, pembiayaanya ditanggung oleh keluarganya yang telah berada di daerah transmigran.
3) Transmigrasi swakarya, yaitu transmigrasi yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan jaminan hidup beberapa bulan, sedangkan selanjutnya diserahkan kepada para transmigran.
4) Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang diselenggarakan atas biaya sendiri dengan bimbingan dari pemerintah. Mereka dengan kesadaran sendiri bersedia bertransmigrasi dengan keyakinan akan mendapat kehidupan yang lebih baik.
5) Transmigrasi musim, yaitu transmigrasi selama musim-musim tertentu, sesudah itu mereka kembali ke kampung halamannya.
6) Transmigrasi sektoral, yaitu transmigrasi yang pembiayaannya dikelola bersama antara :
- Pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
- Pemerintah daerah yang satu dengan pemerintah daerah yang lain.
- Pemerintah daerah pusat dengan badan swasta.
- Badan-badan swasta.
7) Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan masih dalam satu wilayah provinsi dan biayanya ditanggung oleh pemerintah.
8) Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi seluruh penduduk dari sebuah atau beberapa desa beserta seluruh aparat pemerintahan desa karena daerah tersebut terkena rencana proyek pemerintah, Misalnya, daerah yang meliputi empat kecamatan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dibangung sebuah bendungan raksasa, maka seluruh penduduk dari empat kecamatan beserta kepala desa dan aparatnya dipindahkan ke Sitiung, Sumatera Barat. Mereka mendapat ganti rugi yang sesuai dari pemerintah atas harta milik yang ditinggalkan.
Adapun transmigrasi cara baru yang dikenal dengan nama transmigrasi pola pirbun (perusahaan inti rakyat perkebunan). Bertindak sebagai perkebunan inti bisa milik swasta, namun bisa pula milik pemerintah. Dengan cara baru ini, kegiatan para transmigran langsung berkait dengan sektor modern. Sementara itu, dari hasil penelitian di seluruh wilayah di luar Jawa timbul kemungkinan tujuh pola transmigrasi. Selain pirbun dan pola produksi pangan, akan dicoba dikembangkan transmigrasi pola industri, kehutanan, peternakan, perikanan tambak, desa saptamarga, dan pola pertambangan.
Urutan prioritas pertambangan adalah :
1) Petani yang tidak mempunyai tanah, termasuk buruh tani.
2) Lulusan sekolah kejuruan pertanian dan kursus pendidikan latihan pertanian dan lain-lain.
3) Orang-orang yang telah bebas militer (purnawirawan TNI/Polri).
4) Veteran-veteran pejuan kemerdekaan Republik Indonesia yang bersedia disalurkan ke masyarakat.
5) Pengungsi sebagai akibat kekacauan di daerahnya.
6) Orang-orang yang dianggap perlu oleh pemerintah.
b. Urbanisasi
Masalah urbanisasi merupakan masalah penting yang melanda negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Banyak kota-kota di Indonesia menjadi berlipat ganda jumlah penduduknya dalam waktu yang tidak lama akibat banyaknya arus urbanisasi. Kata urbanisasi berasal dari bahasa latin, yaitu urbanus berarti kota. Demikian juga rural berasal dari ruralis berarti desa. Jadi, urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Faktor-faktor penyebab urbanisasi meliputi dua hal, yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota.
1) Faktor pendorong dari desa
Faktor-faktor yang mendorong penduduk melakukan urbanisasi adalah pertambahan penduduk yang menyebabkan banyaknya pengangguran. Selain itu, tanah pertanian yang semakin sempit dan kurangnya lapangan pekerjaan, serta masih kurangnya fasilitas-fasilitas sosial untuk kebutuhan hidup mendorong orang untuk melakukan urbanisasi.
2) Faktor penarik dari kota
Faktor-faktor yang menarik orang untuk melakukan urbanisasi adalah upah kerja di kota lebih tinggi daripada di desa, fasilitas untuk keperluan kebutuhan hidup banyak dan mudah didapat, lapangan kerja di luar sektor pertanian lebih banyak, dan orang menganggap kehidupan kota lebih maju karena sarana hiburan banyak tersedia.
Urbanisasi dapat menimbulkan masalah sosial sebagai berikut.
1) Kepadatan penduduk meningkat membuat kehidupan lebih sulit di kota.
2) Desa kekurangan tenaga kerja produktif yang penting untuk pembangunan desa.
3) Tempat tinggal penduduk yang kurang sehat maka di kota muda terjangkit penyakit menular.
4) Kriminalitas di kota meningkat disebabkan banyaknya pengangguran.
B. Dampak Migrasi dan Usaha Penanggulangannya
Perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain maka akan berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas penduduk, baik bagi daerah yang ditinggalkan maupun daerah yang didatangi.
Kualitas penduduk daapt dilihat dari segi jumlah, pertumbuhan, penyebaran, dan komposisi penduduk. Sedangkan, kualitas penduduk dapat dilihat dari taraf kesehatan, pendidikan, angkatan kerja, dan lain-lain. Dampak migrasi penduduk bagi daerah tujuan maupun yang ditinggalkan sama-sama tidak menguntungkan.
1. Dampak Imigrasi, Emigrasi, dan Remigrasi
Dampak migrasi ekstern akan dirasakan oleh negara yang didatangi maupun yang ditinggalkan. Negara yang didatangi mengalami pertambahan penduduk dan tenaga kerja sehingga kesempatan kerja berkurang. Apabila penduduk yang datang tidak memiliki keterampilan, akan menjadi beban bagi negara yang didatangi. Bagi negara yang ditinggalkan akan mengurangi jumlah penduduk dan tenaga kerja. Usaha yang dapat dilakukan oleh negara asal imigran yang disebabkan sempitnya lapangan kerja di negara asal adalah penyediaan lapangan kerja, dan jaminan kehidupan bagi rakyat. Antarnegara-negara di dunia juga harus mengadakan kerja sama bidang diplomatik dalam mengatasi masalah imigran.
2. Dampak Urbanisasi
Desa yang ditinggalkan penduduknya untuk pergi ke kota akan mengalami penurunan produktivitas pertanian dan sumber-sumber penghasilan sebab kekurangan tenaga pengelola. Selain itu, pembangunan di daerah pedesaan terhambat karena desa kekurangan tenaga kerja muda, tenaga kerja terdidik, dan tenaga penggerak pembangunan.
Dampak negatif bagi kota yang didatangi kaum urban mengalami peningkatan jumlah pengangguran sehingga timbul golongan tuna karya. Hal ini disebabkan karena penduduk kota semakin padat sehingga penghidupan makin sulit dan kesempatan kerja makin sempitm angka kejahatan meningkat, perumahan makin mahal dan sulit diperoleh sehingga timbul golongan tuna wisma. Fasilitas penerangan listrik, air minum, dan prasarana angkutan tidak mencukupi, sering terjadi kemacetan lalu lintas, terjadi pencemaran lingkungan, gubuk-gubuk liat, dan muncul pemukinan kumuh.
Menurut Bintarto untuk membatasi arus urbanisasi, dapat dilakukan melalui usaha-usaha sebagai berikut.
a. Mengadakan modernisasi desa dengan memperbanyak tenaga ahli atau mempercepat proses pembangunan di daerah pedesaan.
b. Proyek padat karya untuk mengurangi pengangguran di desa dengan jalan membangun proyek-proyek yang mengutamakan tenaga kerja dari desa.
c. Desentralisasi industri, yaitu menampung tenaga kerja dari desa dengan mendirikan industri di desa-desa.
d. Meningkatkan fasilitas kebutuhan hidup di desa-desa, misalnya sekolah-sekolah, balai kesehatan, dan rumah sakit.
3. Dampak Transmigrasi
Dampak positif adanya transmigrasi adalah tenaga kerja terutama petani yang menganggur mendapat pekerjaan, kepadatan penduduk di daerah asal berkurang dan di daerah tujuan bertambah. Transportasi mempercepat proses percampuran budaya sehingga terwujud persatuan namun apabila proses penyatuan budaya tidak terjadi, dapat mengakibatkan kecenderungan sosial antara penduduk asli dengan pendatang.
Berkurangnya kepadatan penduduk daerah asal memperluas peluang kerja. Begitu pula di daerah tujuan transmigrasi, dengan kedatangan tenaga kerja baru memungkinkan pemanfaatan potensi daerah yang belum tergarap sehingga hasil produksi meningkat.
Daftar Pustaka
Menurut Bintarto untuk membatasi arus urbanisasi, dapat dilakukan melalui usaha-usaha sebagai berikut.
a. Mengadakan modernisasi desa dengan memperbanyak tenaga ahli atau mempercepat proses pembangunan di daerah pedesaan.
b. Proyek padat karya untuk mengurangi pengangguran di desa dengan jalan membangun proyek-proyek yang mengutamakan tenaga kerja dari desa.
c. Desentralisasi industri, yaitu menampung tenaga kerja dari desa dengan mendirikan industri di desa-desa.
d. Meningkatkan fasilitas kebutuhan hidup di desa-desa, misalnya sekolah-sekolah, balai kesehatan, dan rumah sakit.
3. Dampak Transmigrasi
Dampak positif adanya transmigrasi adalah tenaga kerja terutama petani yang menganggur mendapat pekerjaan, kepadatan penduduk di daerah asal berkurang dan di daerah tujuan bertambah. Transportasi mempercepat proses percampuran budaya sehingga terwujud persatuan namun apabila proses penyatuan budaya tidak terjadi, dapat mengakibatkan kecenderungan sosial antara penduduk asli dengan pendatang.
Berkurangnya kepadatan penduduk daerah asal memperluas peluang kerja. Begitu pula di daerah tujuan transmigrasi, dengan kedatangan tenaga kerja baru memungkinkan pemanfaatan potensi daerah yang belum tergarap sehingga hasil produksi meningkat.
Daftar Pustaka
Kuswardoyo. (2009). Panduan Pembelajaran Geografi
Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
As reported by Stanford Medical, It is in fact the one and ONLY reason women in this country get to live 10 years more and weigh 19 KG lighter than we do.
ReplyDelete(By the way, it really has NOTHING to do with genetics or some secret diet and really, EVERYTHING related to "HOW" they eat.)
BTW, I said "HOW", and not "WHAT"...
TAP this link to uncover if this easy quiz can help you find out your true weight loss potential