A. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi, bersifat konstruktif atau membangun. Tenaga ini meliputi vulkanisme, tektonisme, dan gempa bumi.
1. Vulkanisme
Vulkanisme adalah aktivitas magma yang keluar mencapai permukaan bumi.
a) Material hasil aktivitas vulkanisme
Bahan-bahan vulkanis dari gunung berapi dapat berupa padat, cair, dan gas.
1) Benda padat (efflata), yaitu debu, pasir, lapili (batu kerikil), batu-batu besar (bom), dan batu apung.
2) Benda cair (effusive), berupa lava, lahar panas, dan lahar dingin.
3) Benda gas (ekshalasi) antara lain solfatara, fumarol, dan mofet.
b) Erupsi
Erupsi adalah proses keluarnya magma. Erupsi dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1) Erupsi linear, yaitu gerakan magma melalui celah-celah.
2) Erupsi sentral, yaitu lava yang keluar melalui terusan kepundan.
3) Erupsi campuran yang menghasilkan gunung api strato/berlapis. Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava. Umumnya, gunung api di Indonesia adalah gunung api strato.
4) Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi melalui lubang yang sangat luas.
c) Intrusi magma
Intrusi magma adalah penerobosan magma, namun tidak sampai ke permukaan. Bentukan-bentukan yang tercipta adalah sebagai berikut.
1) Keping intrusi atau sills, yaitu sisipan magma yang membeku di antara dua lapisan litosfer, relatif tipis, dan melebar.
2) Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, karena penurunan suhu yang sangat lambat.
3) Lakolit, yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma di antara dua lapisan litosfer dan membentuk bentukan seperti lensa cembung.
4) Gang atau dikes, yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
5) Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.
d) Bentuk gunung api
Beberapa bentuk gunung api diantaranya sebagai berikut.
1) Strato (stratos = lapisan), bentuknya seperti kerucut, terjadi karena erupsi efusif dan eksplosif, lereng gunungnya terdiri atas bermacam-macam lapisan batuan, serta banyak terdapat di Indonesia, misalnya Gunung Kerinci, Gunung Krakatau, Gunung Merapi, dan Gunung Semeru.
2) Maar, terjadi karena erupsi eksplosif yang hanya satu kali, dapur magmanya terlalu dangkal, bahan yang dikeluarkan berupa bahan-bahan piroklastika, dan kandungan gasnya tidak terlalu banyak. Gunung api maar terdapat di Eifel, Alpen, Zwabia, dan Auvergne. Di Indonesia, misalnya, Gunung Lamongan di Jawa Timur.
3) Perisai (tameng), jenis magmanya encer, aliran lavanya menyebar dan menutupi daerah yang luas, lerengnya sangat landai (schid vulkaan atau lava vulkaan), serta banyak dijumpai di Pulau Hawaii, misalnya Gunung Mauna Loa dan Kilauea.
e) Gejala pascavulkanik
1) Munculnya sumber air panas.
2) Munculnya sumber air mineral. Air ini sering kali dijadikan obat karena kandungan belerangnya.
3) Munculnya geyser, yaitu sumber air panas yang memancar berkala.
4) Munculnya sumber gas (ekhalasi) yang disebut solfatara, sumber gas uap air atau zat lemas (N2) yang disebut fumarol, dan sumber gas asam arang (CO2) yang disebut mofet.
f) Keuntungan dari proses vulkanisme
1) Timbulnya batu bara karena di litosfer terjadi pemanasan.
2) Apabila lava telah membeku merupakan tambang galian bagi penduduk untuk bahan bangunan.
3) Adanya tambang galian, seperti emas, perak, tembaga, dan timah.
4) Bahan eflata kaya akan senyawa garam dan mineral.
5) Dari panas bumi dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (geotermal).
g) Kerugian dari proses vulkanisme
1) Lava pijar yang menuruni lereng dapat membakar segala kehidupan, rumah, dan bangunan penduduk.
2) Letusan abu vulkanik berakibat mengotori lapisan udara.
3) Bahan-bahan ekshalasi (gas) dapat mematikan segala makhluk hidup.
4) Awan panas membahayakan kehidupan penduduk, hewan, dan vegetasi.
5) Bahan-bahan eflata dapat mematikan jiwa manusia, merusak, bahkan menghancurkan pemukiman penduduk dan lahan pertanian.
6) Lahar dingin dapat merusak segala kehidupan dan bangunan yang dilaluinya.
2. Tektonisme
Tektonisme adalah proses gerakan pada kerak bumi yang menimbulkan lekukan, lipatan, retakan, patahan sehingga berbentuk tinggi, rendah, atau relatif pada permukaan bumi. Tektonisme dibedakan menjadi dua, yaitu gerak epirogenetik dan orogenetik.
a) Gerak epirogenetik (gerak pembentuk kontinen atau benua) adalah gerakan turun naiknya lapisan kulit bumi dalam waktu lambat dan daerahnya luas. Gerak ini terbagi atas dua macam, yaitu sebagai berikut.
1) Epirogenesa positif, yaitu gerak penurunan suatu daratan sehingga permukaan air laut naik. Misalnya, turunnya Kepulauan Maluku Barat Daya sampai ke Pulau Banda.
2) Epirogenesa negatif, yaitu gerak naiknya suatu daratan sehingga permukaan air laut turun.
b) Gerak orogenetik adalah gerakan kulit bumi yang lebih cepat dan mencakup wilayah yang lebih sempit. Gerakan ini menghasilkan lipatan dan patahan.
1) Lipatan (fold) diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal. Bagian yang turun dinamakan sinklinal, dan yang terangkat dinamakan antiklinal. Jika terbentuk beberapa puncak lipatan disebut antiklinorium dan beberapa lembat lipatan disebut sinklinorium.
2) Patahan/sesar (fault) terjadi karena pengaruh tenaga horizontal atau tenaga vertikal pada kulit bumi yang tidak elastis. Bidang patahan disebut fault atau sesar. Patahan terdiri atas graben dan horst. Bagian yang merosot disebut graben atau slenk dan bagian yang menonjol disebut horst. Contoh patahan adalah sistem patahan di Bukit Barisan mulai dari Sumatera Utara sampai ke Teluk Semangko di Sumatera Selatan. Daerah patahan ini dikenal dengan nama Zona Patahan Semangko. Ada juga patahan tanah yang naik bungkuk atau bergelombang disebut fleksur.
3. Gempa Bumi
Gempa bumi (earthquake) adalah getaran dari dalam bumi dan merambat ke permukaan bumi. Intensitas kekuatan gempa yang biasa digunakan adalah Richter Magnitude Scale (Skala Richter). Getaran tersebut dapat direkam oleh pencatat gempa bumi (seismograf). Gempa dapat diklasifikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a) Berdasarkan Penyebabnya
1) Gempa vulkanik : terjadi akibat erupsi gunung berapi. Gempa bumi ini terjadi sebelum, pada saat, dan sesudah gunung api meletus.
2) Gempa tektonik : terjadi akibat pergeseran lapisan batuan (dislokasi). Gempa jenis ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan meliputi daerah yang luas. Gempa bumi ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gempa di daerah retakan, gempa di daerah lipatan, dan gempa di laut yang dapat menimbulkan ombak pasang hingga mencapai ketinggian 40m. Gejala alam ini sering disebut dengan pasang tsunami.
3) Gempa runtuhan (terban) : runtuhnya masa batuan mengisi ruang yang kosong di dalam litosfer, misalnya di gua, di daerah tambang, dan di daerah kapur.
b) Berdasarkan Intensitasnya
1) Makroseisme : intensitasnya besar
2) Mikroseisme : intensitasnya kecil
c) Berdasarkan pusat gempanya (Hiposentrum)
1) Gempa dalam : 300-700 km
2) Gempa pertengahan : 100-300 km
3) Gempa dangkal : kurang dari 100 km.
Getaran yang disebabkan oleh gempa bumi dapat merambat melalui tiga cara.
a) Getaran longitudinal atau gelombang primer adalah gelombang gempa yang dirambatkan dari hiposentrum melalui litosfer secara menyebar dengan kecepatan antara 7-14 km per detik dan mempunyai periode 5-7 detik. Gelombang inilah yang pertama kali dicatat oleh seismograf.
b) Getaran transversal atau gelombang sekunder adalah gelombang gempa yang bersama-sama dengan gelombang primer dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah di dalam lapisan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik dan mempunyai periode antara 11-13 detik. Oleh karena kecepatannya lebih lambat maka gelombang ini dicatat oleh seismograf setelah gelombang primer.
c) Getaran gelombang di lapisan kerak bumi atau gelombang panjang
Gelombang ini mempunyai kecepatan 3,5 - 3,9 km per detik. Gelombang ini merambat dari episentrum gempa melalui permukaan bumi atau melalui lapisan kulit bumi dan merupakan gelombang perusak.
Gunung api dan gempa bumi sering terjadi pada tiga jalur yang merupakan batas lempeng-lempeng kerak bumi, yaitu.
a) Mengelilingi Samudra Pasifik,
b) Membentang dari ASia Tenggara hingga Laut Tengah, dan
c) Sepanjang punggung sentral Atlantik.
Ketika gempa terjadi, tindakan-tindakan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Lindungi tubuh Anda dari jatuhan benda-benda serta jangan berdiri dekat gedung, tiang, dan pohon.
b) Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
c) Berpeganganlah dengan erat sehingga Anda tidak akan terjatuh.
d) Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Jika terjadi di pesisir pantai, ada kemungkinan akan terjadi tsunami. Cepatlah mengungsi ke dataran yang lebih tinggi.
B. Tenaga Eksogen (Proses Eksogenik)
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Macam-macam tenaga eksogen adalah sebagai berikut.
1. Pelapukan (Weathering)
Pelapukan adalah proses penghancuran masa batuan. Ada tiga jenis pelapukan, yaitu sebagai berikut.
a) Pelapukan mekanik (desintegrasi), yaitu proses penghancuran masa batuan tanpa mengubah struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan ini terjadi karena perubahan dan pembekuan air menjadi kristal-kristal es pada celah-celah batuan.
b) Pelapukan kimiawi (dekomposisi), yaitu penghancuran masa batuan yang disertai perubahan struktur kimiawi batuannya.
c) Pelapukan biologis, yaitu penghancuran massa batuan oleh makhluk hidup.
2. Erosi
Erosi yaitu proses pelepasan dan pemindahan massa batuan oleh suatu zat pengangkut. Apabila suatu daerah banyak terjadi pengikisan (erosi), maka hilanglah lapisan bunga tanah dan daerah tersebut cepat menjadi tandus. Apalagi jila terlalu banyak hutan yang gundul, maka erosi akan berlangsung lebih cepat. Erosi mengakibatkan banyak perubahan pada kerak bumi di antaranya sebagai berikut.
a) Cliff, yaitu pantai terjal dan berdinding curam.
b) Relung, yaitu cekungan di dinding cliff.
c) Dataran abrasi, yaitu hamparan wilayah pendataran akibat abrasi.
d) Gumuk pasir.
e) Morena, yaitu massa batuan kecil erosi yang berukuran besar/kecil.
f) Ngarai, yaitu lembah yang dalam.
g) Batu jamur, terjadi karena erosi angin.
Ada 10 macam erosi.
a) Erosi air sungai : Air yang mengalir dengan kecepatan debit air yang besar serta mengangkut berbagai benda padat akan menimbulkan pengikisan hulu, terbentuklah lembah-lembah, ngarai, dan jurang-jurang yang dalam, misalnya Lembah Anai, Grand Canyon Colorado, Ngarai Sianok, dan Jeram Victoria.
b) Erosi air laut (abrasi) : Erosi ini diakibatkan pukulan ombak laut terhadap tebing pantai yang terus menerus. Perusakan ini disebut abrasi atau erosi marine.
c) Erosi es (gletser) : Erosi es terjadi pada saat tumpukan es bergerak perlahan ke bawah dan mengikis lembah-lembah di pegunungan. Arus es ini disebut gletser karena erosi ini disebabkan oleh tenaga es maka disebut exarasi. Hasil endapan yang diendapkan disebut moraine.
d) Erosi angin (korasi) : Proses ini banyak terjadi di daerah yang agak kering, misalnya, di gurun pasir. Hasi-hasil perusakan yang sudah menjadi halus mudah sekali ditiup oleh angin sehingga membentuk batu jamur dan bukit pasir.
e) Erosi percikan (splash erosion) : Erosi percikan ini terjadi karena tetesan air hujan saat memercik pada batuan atau tanah. Erosi semacam ini menyebabkan material atau tanah menjadi lapuk dan mudah hancur.
f) Erosi permukaan (sheet erosion) : Pada lapisan ini lapisan tanah paling atas hilang, erosi permukaan menyebabkan tanah menjadi tandus karena hilangnya lapisan humus.
g) Erosi alur (rill erosion) : Erosi alur terjadi karena pengikisan tanah sehingga mengakibatkan alur-alur yang searah dengan kemiringan lereng.
h) Erosi parit (gully erosion) : Erosi parit ini sangat kuat sehingga lereng-lereng yang terkena erosi ini akan berbentuk seperti parit V atau U. Erosi ini merupakan bentuk lebih lanjut dari erosi alur.
i) Erosi tebing sungai (stream bank erosion) : Oleh karena erosi tebing ini maka lembah sungai bertambah lebar akibat pengikisan pada dinding sungai (erosi lateral). Biasanya terjadi pada daerah hilir sungai.
j) Erosi air terjun (waterfall erosion) : Tenaga air terjun ini akan mengakibatkan erosi dan biasanya vertikal, sedangkan posisi atau letak air terjun tersebut sedikit demi sedikit bergerak ke belakang ke arah hulu sungai (disebut juga erosi mudik).
3. Sedimentasi
Sedimentasi yaitu pengendapan material hasil dari pengikisan dan pelapukan suatu wilayah. Bentang alam akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya diantaranya sebagai berikut.
a) Sedimentasi fluvial di sepanjang aliran sungai atau dasar sungai. Bentuk bentangan dapat berupa delta dan bantaran sungai.
b) Sedimentasi aeolis (aeris) adalah endapan material yang diangkut oleh angin. Bentukan yang dihasilkan antara lain gumuk pasir (sand dumes).
c) Sedimentasi marine adalah sedimentasi hasil abrasi. Bentukan alam dapat berupa : bar, yaitu endapan pasir di pantai yang arahnya memanjang; tombolo, yaitu endapan pasir yang menghubungkan dua buah pulau.
Daftar Pustaka :
P., J., Taupan, M., &
Tim Alfa Cendekia. (2018). Saat-saat Jelang USBN-UN (UNBK/UNKP) Geografi
Untuk SMA/MA 2019. Bandung: Srikandi Empat Widya Utama.
Rahayu, S., Lestari, E.,
& Maryadi. (2009). Nuansa Geografi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
As stated by Stanford Medical, It's indeed the ONLY reason this country's women get to live 10 years more and weigh an average of 42 pounds less than us.
ReplyDelete(And by the way, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some hard exercise and really, EVERYTHING related to "HOW" they eat.)
P.S, I said "HOW", and not "what"...
TAP on this link to reveal if this little test can help you find out your true weight loss possibilities