I. Modernisasi
Kata modernisasi mulai populer ketika Revolusi Industri terjadi di Inggris pada tahun 1760-1830. Modernisasi merupakan sebuah kata yang merujuk pada sebuah perubahan sosial yang mendukung ke arah kemajuan di bidang ekonomi serta politik. Di Eropa sendiri, pada awal lahirnya Revolusi Industri telah terjadi perubahan dan kemajuan pada seluruh sektor kehidupan.
Dampak modernisasi, merembes pula ke berbagai negara di seluruh dunia. Lantas, apakah modernisasi itu? Berdasarkan etimologisnya, modernisasi berasal dari bahasa Latin modernus yang dirangkai dari dua buah kata, yaitu modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus berarti periode waktu masa kini. Jadi, kita bisa mengartikan bahwa modernisasi adalah proses perubahan masyarakat dan kebudayaan dalam seluruh aspeknya, dari tradisional ke modern.
Contoh : kini penghimpunan dana untuk korban bencana atau musibah lainnya dapat dilakukan melalui aplikasi kitabisa.com.
II. Westernisasi
Westernisasi adalah sikap meniru dan menerapkan unsur kebudayaan Barat sebagaimana adanya, tanpa diseleksi. Berlangsungnya melalui interaksi sosial yang berupa kontak sosial langsung ataupun tidak langsung, terutama melalui media cetak dan elektronik, seperti buku, majalah, televisi, video, dan bioskop.
Westernisasi dapat berlangsung pada setiap generasi baik anak-anak, remaja, maupun orang tua yang tidak atau kurang peka terhadap nilai kepribadian bangsa Indonesia. Di samping itu juga, juga adanya dorongan dan keinginan seseorang agar dianggap maju atau modern. Westernisasi di kalangan remaja berlangsung lebih insentif sebab pada usia itu secara psikologis sedang dalam proses mencari nilai yang dianggap baik. Terkadang hanya atas dasar dorongan kegemaran atau pelampiasan nafsu.
Perbedaan antara modernisasi dan westernisasi, menurut Drs. Achmadi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Modernisasi
|
Westernisasi
|
Pengaruh datang dari berbagai penjuru dunia.
|
Pengaruh datang dari negara barat
|
Diseleksi, diorganisasi, dan direncanakan.
|
Tidak diseleksi, tidak terorganisasi, dan tidak terencana
|
Menimbulkan pengaruh positif.
|
Menimbulkan pengaruh negatif
|
Lebih bersifat menyeluruh pada aspek kehidupan.
|
Berlangsung pada aspek tertentu
|
Negara-negara barat memang lebih maju, tetapi tidak semua kemajuan harus diserap atau cocok diterapkan di Indonesia. Hal itu bukan berarti menolak semua unsur budaya barat untuk berkembang di Indonesia, melainkan harus diseleksi dan disesuaikan dengan nilai kepribadian bangsa Indonesia baik nilai kesopanan, kesusilaan, adat istiadat, kebiasaan, dan budaya.
Contoh : gaya pakaian bikini yang dianggap tidak sesuai dengan keadaan atau kebudayaan di Indonesia.
III. Sekularisasi
Latar belakang sekularisasi dimulai dari abad ke-4 sampai dengan abad 14, dunia "dikuasai" agama, baik pikiran dan perbuatan manusia, digerakkan, diatur, dan dikendalikan oleh agama. Kepercayaan dan dogma agama begitu kuat tertanam dalam hati manusia, sampai manusia tidak lagi berpikir dengan menggunakan akal sehat. Manusia belum menemukan jati dirinya sebagai makhluk yang berpikir. Tidak terdapat kontrol kritis dalam masyarakat, sehingga dominasi agama dalam hidup berdampak negatif. Akibatnya, terjadi penyelewengan sosial atas nama agama.
Bersama dengan gerakan-gerakan budaya dan intelektual yang menekankan pentingnya kesadaran diri sebagai individu (Masa Pencerahan dan Renaisans), dipicu oleh penyelewengan-penyelewengan atas nama agama, semakin tumbuhlah kesadaran diri manusia sebagai pribadi otonom. Di bidang religius, muncullah gerakan Reformasi Gereja. Di bidang filsafat, muncullah gerakan rasionalisme yang menuntut segala hal disensor dengan rasional.
Di Prancis, muncullah slogan liberte, egalite, fraternite yang mengakibatkan munculnya ideologi nasionalisme. Nasionalisme menentang agama yang mengajarkan persaudaraan hanya pada orang-orang yang memiliki data kelahiran (natio) yang sama. Maka dari itu, digabung dalam sebuah nation-state (negara bangsa). Di Eropa, negara bangsa (nation-state) mendorong terjadinya penjajahan negara lemah (kolonialisme), misalnya Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun.
Pada abad pertengahan, dunia yang begitu dikuasai agama terus berproses untuk menemukan identitas sendiri dengan melepaskan diri dari campur tangan agama. Proses ini disebut sekularisasi (saeculum : dunia), artinya proses bahwa dunia semakin mewujudkan diri sebagai yang otonom dan terlepas dari campur tangan agama.
Contoh : Lazimnya pergaulan bebas sebagai gaya hidup anak remaja.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan, melalui buku Pengantar Sosiologi, Dr. Basrowi, M.S. (2014 : 176-177) mengatakan bahwa persamaan dan perbedaan di antara ketiga paham tersebut, yaitu sebagai berikut.
A. Persamaan
1. Modernisasi, westernisasi, dan sekularisasi sama-sama mempunyai kepentingan soal keduniaan.
2. Sama-sama merupakan suatu proses perubahan dari sesuatu yang dianggap kurang, menjadi sesuatu yang lebih lagi penganutnya.
3. Sama-sama mempunyai unsur-unsur dari negara-negara Barat.
4. Sama-sama merupakan hasil perbandingan dari aspek-aspek kehidupan manusia yang dirasionalisasikan.
B. Perbedaan
1. Modernisasi
a) Tidak multak sebagai westernisasi atau sekularisasi.
b) Tidak mempersoalkan nilai-nilai keagamaan.
c) Proses perkembangan bersifat lebih umum daripada westernisasi atau sekularisasi
d) Modernisasi mutlak bagi setiap negara
2. Westernisasi
a) Mutlak pembaratan.
b) Menurut Schoorl (dalam Dr. Basrowi, M,sm 2014:177), paham westernisasi beranggapan semua bentuk kehidupan akan sama. Artinya, westernisasi itu ada karena perkembangan masyarakat modern itu terjadi di dalam kebudayaan Barat dan disajikan dalam bentuk Barat, sedangkan bentuk Barat itu sering dipandang sebagai satu-satunya kemungkinan yang ada.
c) Tidak mempersoalkan atau tidak mempertentangkan kebudayaan Barat dengan kebudayaan negeri sendiri.
3. Sekularisasi
a) Berorientasi semata-mata kepada masalah keduniaan.
b) Tidak mengakui nilai-nilai keagamaan.
Daftar Pustaka :
Ruswanto. (2009). Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII
Program Studi Ilmu Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Taupan, M., & Suwita, I. (2018). Sosiologi
untuk Siswa SMA/MA Kelas XII Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial (4th ed.).
Bandung: Yrama Widya.
If you're looking to burn fat then you absolutely need to get on this totally brand new custom keto diet.
ReplyDeleteTo create this service, licensed nutritionists, fitness couches, and professional chefs have united to develop keto meal plans that are useful, painless, money-efficient, and enjoyable.
Since their first launch in early 2019, 1000's of clients have already remodeled their body and well-being with the benefits a professional keto diet can offer.
Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-certified ones provided by the keto diet.