Teori pertumbuhan ekonomi dibagi menjadi 4, yaitu teori pertumbuhan ekonomi klasik, teori pertumbuhan ekonomi neo klasik, teori pertumbuhan ekonomi historis, dan teori pertumbuhan ekonomi modern Kuznets.
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Tokoh aliran ekonomi klasik dapat dikatakan paling populer, dimulai dari Adam Smith yang disebut sebagai Bapak Ekonomi Dunia, kemudian David Ricardo, dan Thomas Robert Malthus. Berikut penjelasan mengenai teori pertumbuhan ekonomi dari aliran klasik.
a. Adam Smith
Menurut Adam Smith, faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah pertambahan penduduk yang akan memperluas pasar serta mendorong spesialisasi. Munculnya spesialisasi akan meningkatkan produktivitas pekerja dan mendorong kemajuan teknologi sehingga pertumbuhan ekonomi akan meningkat.
b. David Ricardo dan Thomas Robert Malthus
Pendapatan Adam Smith ini dianggap tidak relevan oleh David Ricardo dan Thomas Albert Malthus. Menurut mereka, dalam jangka panjang, perekonomian akan mencapai keadaan yang tidak berkembang sama sekali atau disebut stationary state. Pertambahan jumlah penduduk yang dimaksud Smith, menurut Ricardo dan Malthus akan menurunkan pertumbuhan ke tahap yang lebih rendah karena berlakunya the law of diminishing return (hukum tambahan hasil yang semakin berkurang). Ketika jumlah penduduk sedikit dan sumber daya alam melimpah, maka akan dicapai pertumbuhan ekonomi karena hasil yang didapatkan banyak. Namun, ketika jumlah penduduk bertambah, maka tingkat kegiatan ekonomi akan menurun sehingga pertumbuhan akan turun ke tahap yang lebih rendah.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik
Teori pertumbuhan ekonomi neo klasik merupakan perluasan dari teori pertumbuhan ekonomi klasik. Tokoh dalam aliran ekonomi neo klasik, yaitu Robert Solow, Joseph Schumpeter, dan Harrod-Domar. Berikut penjelasan mengenai teori pertumbuhan ekonomi neo klasik.
a. Robert Solow
Robert Solow menggambarkan pengaruh tabungan, populasi, dan teknologi terhadap tingkat output dan pertumbuhan ekonomi. Kemudian dalam jangka panjang, tingkat tabungan dapat menentukan modal dalam proses produksi. Artinya, semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi pula modal dan output yang dihasilkan. Berikut ini bentuk persamaannya.
b. Joseph Schumpeter
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik
Teori pertumbuhan ekonomi neo klasik merupakan perluasan dari teori pertumbuhan ekonomi klasik. Tokoh dalam aliran ekonomi neo klasik, yaitu Robert Solow, Joseph Schumpeter, dan Harrod-Domar. Berikut penjelasan mengenai teori pertumbuhan ekonomi neo klasik.
a. Robert Solow
Robert Solow menggambarkan pengaruh tabungan, populasi, dan teknologi terhadap tingkat output dan pertumbuhan ekonomi. Kemudian dalam jangka panjang, tingkat tabungan dapat menentukan modal dalam proses produksi. Artinya, semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi pula modal dan output yang dihasilkan. Berikut ini bentuk persamaannya.
Schumpeter menjelaskan bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, diperlukan peran pengusaha yang membuat inovasi dalam perekonomian. Pengusaha ini memiliki modal yang kemudian akan diinvestasikan untuk kegiatan ekonomi. Hal ini akan menambah pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi. Ada 3 faktor yang memengaruhi proses inovasi dalam teori Schumpeter, yaitu :
1) Pemanfaatan teknologi baru;
2) Keuntungan atau laba sebagai modal;
3) Proses imitasi dari pengusaha yang lebih maju.
c. Harrod-Domar
Harrod-Domar mengemukakan bagaimana caranya suatu perekonomian tumbuh pada tahap yang teguh (steady growth) dalam jangka panjang. Teori pertumbuhan ini juga menjelaskan bagaimana agar kapasitas barang modal bertambah. Menurutnya, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang, diperlukan pertambahan pengeluaran agregat. Rumus pertumbuhan ekonomi menurut Harrod-Domar adalah sebagai berikut.
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
Aliran ekonomi historis banyak berkembang di Jerman. Beberapa tokoh yang termasuk ke dalam aliran historis yaitu Frederich List, Karl Bucher, Werner Sombart, dan Walt Whitman Rostow. Para ekonom dari aliran historis ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi secara bertahap. Berikut penjelasan mengenai teori pertumbuhan ekonomi historis.
a. Frederich List (1789-1846)
Frederich List membagi tahapan pertumbuhan ekonomi berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidupnya melalui tata cara produksi. Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut Frederich List dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tahap 1 (Berburu dan Menggembara)
|
Pada awal masa kehidupan manusia, setiap individu
atau kelompok berusaha mencari kebutuhan hidupnya di hutan. Mereka berburu
binatang serta mencari sayur dan buah. Tempat tinggal masih bersifat nomaden
(berpindah-pindah) sesuai dengan kenyamanan dan keamanan yang dirasakannya.
Kehidupan manusia pada masa itu sangat bergantung pada alam.
|
Tahap 2 (Beternak dan Bertani)
|
Pada tahap ini, manusia sudah mulai menetap di
suatu tempat. Perubahan ini turut memengaruhi kebutuhannya. Mereka mulai
bertani dan beternak.
|
Tahap 3 (Pertanian dan Kerajinan)
|
Pada masa ini, manusia sudah mengenal sistem
pertanian yang dilakukan di sawah atau lading. Selain itu, masyarakat juga
sudah mulai berpikir untuk menghasilkan barang-barang kerajinan, terutama
yang berhubungan dengan pertanian, agar hasilnya semakin meningkat.
|
Tahap 4 (Kerajinan, Industri, dan Perniagaan)
|
Masyarakat pada masa ini sudah sangat maju,
mereka berpikir bagaimana cara mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan
pembuatan kerajinan untuk dijadikan industri rumahan atau industri besar dan
hasilnya dapat dijual ke pasar, baik dalam maupun luar negeri.
|
Karl Bucher membagi tahapan pertumbuhan ekonomi berdasarkan jarak tempuh alat pemuas kebutuhan, mulai dari produsen hingga konsumen. Karl Bucher memandang masyarakat sebagai satu kesatuan rumah tangga produsen maupun rumah tangga konsumen. Berikut ini tahap pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher.
Rumah Tangga Tertutup
|
Rumah tangga tertutup menggambarkan masyarakat
yang masih sederhana dan terdiri atas beberapa orang dan masih tertutup (tidak
berhubungan dengan rumah tangga lainnya). Pada masa ini, manusia melakukan
kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya saja.
|
Rumah Tangga Kota
|
Dalam perkembangannya, masing-masing rumah tangga
tertutup semakin membuka diri dan berhubungan dengan rumah tangga lainnya
sehingga membentuk rumah tangga kota. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam rumah
tangga ini sudah semakin maju. Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan
dan telah dilakukannya kegiatan pertukaran.
|
Rumah Tangga Bangsa
|
Rumah tangga bangsa terbentuk karena adanya
hubungan antara satu kota dan kota lainnya. Dalam rumah tangga bangsa ini,
sarana dan prasarana sudah dihubungkan dengan baik dan membentuk satu
kesatuan. Beragamnya alat pemuas kebutuhan yang dihasilkan membuat ruang
lingkup pasar dalam rumah tangga ini semakin luas.
|
Rumah Tangga Dunia
|
Kegiatan ekonomi yang terjadi dalam rumah tangga
bangsa sebelumnya telah membentuk masyarakat yang lebih luas. Rumah tangga
bangsa yang satu akan berbeda dengan rumah tangga bangsa yang lainnya dari
segi teknologi produksi, jenis, dan jumlah barang yang dihasilkan. Perbedaan
inilah yang menyebabkan terjadinya hubungan yang lebih luas antarbangsa
sehingga membentuk rumah tangga dunia.
|
c. Werner Sombart (1863-1941)
Werner Sombart merupakan seorang ekonom dan sosiolog yang membuat tahapan pertumbuhan ekonomi masyarakat berdasarkan susunan organisasi dan ideologi masyarakat. Berikut adalah tahapan pertumbuhan ekonomi menurut Werner Sombart.
1) Tahap Pertama, Zaman Perekonomian Tertutup
Masyarakat pada zaman ini menghasilkan barang secara terbatas dan melakukan segala sesuatu berdasarkan kekeluargaan. Zaman perekonomian tertutup dibedakan menjadi dua, yaitu zaman perekonomian desa dan zaman perekonomian feodal.
2) Tahap Kedua, Zaman Kerajinan dan Pertumbuhan
Pada zaman ini, masyarakat sudah mulai melakukan pembagian kerja dalam kegiatan ekonomi. Setiap penduduk bekerja sebagai petani, pengrajin, peternak, dan sebagainya. Kemudian mereka mengadakan pertukaran hasil produksi.
3) Tahap Ketiga, Zaman Kapitalis
Pada zaman ini, telah muncul kaum kapitalis (pemilik modal) dalam kegiatan perekonomian. Werner Sombart membagi zaman kapitalis menjadi empat tahap, yaitu kapitalis purba, madya, raya, dan akhir. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian tersebut, perhatikan tabel berikut ini.
Zaman Kapitalis Purba (Pra Kapitalis)
|
1. Usaha
yang dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan individu dan kelompok.
2. Kehidupan
antarindividu atau kelompok masih tertutup.
3. Perekonomian
masih statis.
|
Zaman Kapitalis Madya (Kapitalis Menengah)
|
1. Mulai
terjalin hubungan antarindividu dan kelompok.
2. Kegiatan
ekonomi bertujuan mengejar keuntungan.
3. Perekonomian
bersifat dinamis.
|
Zaman Kapitalis Raya (Kapitalis Tinggi)
|
1. Mulai
adanya persaingan yang tidak wajar.
2. Adanya
monopoli dari perusahaan-perusahaan besar.
3. Produksi
dan perdagangan dialkukan secara besar-besaran.
4. Kaum
kapitalis yang menguasai para buruh.
|
Zaman Kapitalis Akhir (Sosialisme)
|
1. Adanya
keinginan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
2. Adanya
campur tangan pemerintah dalam perekonomian.
3. Kaum
kapitalis terdesak oleh kaum sosialis.
|
Walt Whitman Rostow membagi tahap-tahap pertumbuhan ekonomi sebagai syarat pembangunan untuk mencapai tahapan yang lebih maju. Tabel berikut menjelaskan tahap pertumbuhan ekonomi menurut Rostow.
Tahap Masyarakat Tradisional
|
Pada masa ini, masyarakat belum mengenal ilmu
pengetahuan dan teknologi. Produksi yang dilakukan masih menggunakan cara
tradisional.
|
Tahap Prasyarat Tinggal Landas
|
Pada masa ini, masyarakat sudah mengenal
teknologi dan inovasinya. Munculnya sektor industri mulai menggeser sektor agraris.
|
Tahap Tinggal Landas
|
Industralisasi pada masa ini sangat meningkat.
Kemudian investasi dan tabungan masyarakat pun turut meningkat.
|
Tahap Kematangan Ekonomi
|
Penggunaan teknologi produksi sudah mengarah ke
cara yang efektif dan efisien. Selain itu, ada juga diversifikasi industri.
Perekonomian pun berada pada tahap stabil.
|
Tahap Konsumsi Massal Tingkat Tinggi
|
Pada masa ini, terdapat perluasan konsumsi masyarakat
atas barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai bertujuan untuk
mempertahankan kemakmuran.
|
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern Kuznets
Kuznets adalah profesor dari Pennsylvania State University (1930-1954), Johns Hopkins University (1954-1960), dan Harvard University (1960-1971). Ia juga merupakan Presiden Asosiasi Ekonomi Amerika pada tahun 1954. Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi merupakan, kenaikan kemampuan jangka panjang suatu negara dalam menyediakan berbagai jenis barang-barang ekonomi dengan jumlah yang banyak kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh seiring adanya perkembangan teknologi, serta penyesuaian kelembagaan dan ideologi.
Kuznets memisahkan 6 karakteristik proses pertumbuhan pada hampir semua negara maju, yaitu sebagai berikut.
Karakteristik
|
Ciri-ciri
|
Variabel Ekonomi Agregatif
|
1. Tingginya
tingkat pertumbuhan output per kapita
dan penduduk.
2. Tingginya
tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara keseluruhan , terutama
produktivitas tenaga kerja.
|
Variabel Transformasi Struktural
|
1. Tingginya
tingkat transformasi struktur ekonomi.
2. Tingginya
tingkat transformasi sosial dan ideologi.
|
Pertumbuhan Ekonomi Internasional
|
1. Kecenderungan
negara-negara maju, secara ekonomis ingin menjangkau seluruh dunia untuk
mendapatkan pasar dan bahan baku.
2. Pertumbuhan
ekonomi ini hanya terbatas pada sepertiga populasi dunia.
|
Geminastiti, K., & Nurlita, N. (2019). Ekonomi
untuk Siswa SMA/MA Kelas XI (7th ed.). Bandung: Yrama Widya.
As stated by Stanford Medical, It's in fact the ONLY reason women in this country get to live 10 years more and weigh an average of 19 KG lighter than us.
ReplyDelete(And really, it has NOTHING to do with genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING to do with "HOW" they eat.)
BTW, I said "HOW", not "WHAT"...
Click this link to see if this short questionnaire can help you decipher your real weight loss potential