Skip to main content

Interseksi, Konsolidasi, dan Konsekuensinya

1. Interseksi (Persilangan)
Interseksi merupakan persilangan, pertemuan, atau titik potong keanggotaan dari dua suku bangsa atau lebih dalam kelompok-kelompok sosial di dalam suatu masyarakat majemuk. Di dalam berbagai kelompok sosial yang ada di masyarakat itulah terjadi interseksi keanggotaan anggota-anggota masyarakat.
Dengan kata lain, anggota kelompok sosial tertentu termasuk juga anggota kelompok sosial yang lain yang memungkinkan anggota-anggota masyarakat memiliki keragaman sifat-sifat yang berdasarkan ras, suku bangsa, dan agama. Interseksi dapat terjadi, misalnya antara ras dengan agama, klan dengan suku bangsa, suku bangsa dengan agama, dan seterusnya. Contohnya dalam masyarakat kita, terutama yang hidup di kota-kota besar umumnya terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai suku bangsa, seperti Jawa, Batak, Minang, dan Bali dengan adat istiadat dan bahasa yang berbeda satu sama lain. Antara berbagai kelompok suku bangsa itu bersilangan keanggotaan dengan kelompok agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Persilangan itu terjadi karena suku Jawa menganut agama-agama tersebut, begitupun suku bangsa yang lain juga menganut agama-agama tersebut. Dengan demikian terjadi persilangan antara suku bangsa dengan agama.
Dalam masyarakat, hal yang terpenting untuk terjadinya interseksi antara unsur-unsur masyarakat yang berbeda-beda itu adalah adanya sarana-sarana pergaulan di antara mereka, sehingga terjadi komunikasi di antara warga masyarakat yang berasal dari berbagai golongan sosial maupun golongan etnik. Sarana-sarana pergaulan itu antara lain melalui bahasa nasional (Bahasa Indonesia), pelabuhan, pasar, sekolah atau universitas, perkawinan campuran, dan transmigrasi. Karena adanya sarana-sarana pergaulan ini, warga masyarakat yang mempunyai latar belakang ras atau suku bangsa yang berbeda-beda dapat bersama-sama menjadi suatu golongan atau kelompok sosial tertentu, atau menjadi penganut suatu agama tertentu. Keadaan seperti inilah yang disebut dengan interseksi keanggotaan anggota-anggota masyarakat di dalam kelompok sosial. Mereka yang berbeda-beda dalam hal suku bangsa dan agamanya tidak dengan sendirinya identik dengan suatu lapisan tertentu dalam pelapisan masyarakat.

2. Konsolidasi (Tumpang Tindih)
Konsolidasi diartikan sebagai penguatan atau peneguhan keanggotaan anggota-anggota masyarakat dalam kelompok-kelompok sosial melalui tumpang tindih keanggotaan. Hal ini terjadi karena adanya persamaan-persamaan tertentu di antara kelompok-kelompok sosial yang saling terkait. Dengan kata lain, sifat-sifat kelompok sosial yang satu tumpang tindih dengan sifat-sifat kelompok sosial yang lain. Keterkaitan ini terjadi mengingat kelompok yang kecil merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar.
Pada beberapa masyarakat di Indonesia terdapat tumpang tindih keanggotaan antara suku bangsa dengan agama, sehingga dapat menjadi identitas agama sekaligus merupakan identitas suku bangsa yang bersangkutan. Misalnya orang Melayu identik dengan agama Islam, orang Minahasa identik dengan agama Kristen Protestan, dan sebagainya. Karena adanya tumpang tindih keanggotaan ini, maka pada beberapa masyarakat penggolongan anggota masyarakat menurut suku bangsa akan sekaligus merupakan penggolongan menurut agama.
Tumpang tindih keanggotaan semacam ini juga terjadi dalam beberapa kelompok sosial. Misalnya, perkumpulan atau ikatan mahasiswa di suatu kota yang berdasarkan pada asal daerah, seperti Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara di Yogyakarta. Dalam hal ini terjadi konsolidasi keanggotaan yang tampak pada dasar pembentukan kelompok, yaitu status sebagai mahasiswa dan sebagai orang-orang yang berasal dari Sumatera Utara. Berarti telah terjadi konsolidasi antara status dengan daerah asal.
Konsolidasi keanggotaan semacam ini akan meningkatkan solidaritas di antara anggota-anggota kelompok, sehingga pada satu sisi berarti menguatnya ikatan persatuan di antara mereka, namun pada sisi yang lain merupakan potensi konflik dengan kelompok-kelompok atau golongan-golongan lain, karena menajamnya identitas kelompok atau golongan.

3. Konsekuensi Interseksi dan Konsolidasi
Sebagai suatu proses sosial, interseksi dan konsolidasi memiliki dampak tertentu terhadap masyarakat Indonesia. Berbagai dampak tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Proses interseksi dapat meningkatkan saling pengertian antarindividu yang berbeda ciri badaniah dan latar belakang sosial dan budaya.
b. Proses interseksi dapat menyebabkan luntur atau hilangnya identitas individual anggota kelompok sosial, karena setiap anggota mengesampingkan identitas individual serta mengedepankan persamaan dengan anggota kelompok atau identitas bersama dalam kelompoknya.
c. Proses konsolidasi dapat meningkatkan solidaritas di antara anggota kelompok.
d. Proses konsolidasi dapat menjadi potensi konflik dengan kelompok-kelompok atau golongan-golongan lain, karena menajamnya identitas kelompok atau golongan.
e. Proses konsolidasi dapat memperkuat rasa persatuan antarkomponen atau kebudayaan masyarakat dengan mengedepankan identitas nasional.

Comments

  1. If you're trying hard to lose fat then you certainly have to jump on this totally brand new custom keto diet.

    To design this keto diet service, certified nutritionists, personal trainers, and professional chefs joined together to develop keto meal plans that are effective, convenient, money-efficient, and enjoyable.

    Since their grand opening in January 2019, thousands of clients have already completely transformed their figure and well-being with the benefits a certified keto diet can provide.

    Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-confirmed ones offered by the keto diet.

    ReplyDelete

Post a Comment

Iklan Ad

Popular posts from this blog

Menghitung Persediaan dengan Metode LCNRV (Lower-Cost-Net-Realizable-Value)

NILAI TERENDAH DARI BIAYA PEROLEHAN ATAU NILAI REALISASI NETO (LCNRV) Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan. Namun, jika persediaan turun nilainya sampai ke tingkat di bawah biaya aslinya, maka prinsip biaya historis menjadi tidak relevan. Apapun alasan untuk penurunan nilai tersebut, baik itu usang, perubahan tingkat harga, atau rusak, perusahaan harus menurunkan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto untuk melaporkan kerugian ini. Perusahaan meninggalkan prinsip biaya historis ketika utilitas masa depan (kemampuan menghasilkan pendapatan) dari aset turun di bawah biaya aslinya. Nilai Realisasi Neto Ingat bahwa biaya adalah harga perolehan persediaan yang dihitung dengan menggunakan salah satu metode berbasis biaya historis. Nilai realisasi neto ( net realizable value /NRV) mengacu pada jumlah neto yang diharapkan oleh perusahaan untuk direalisasi dari penjualan persediaan. Secara khusus, nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan bisnis bi...

Urbanisasi Sebagai Dampak Globalisasi Terhadap Perubahan Sosial di Komunitas Lokal

A.  LATAR BELAKANG Globalisasi didefinisikan sebagai suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi, maupun lingkungan.  Masyarakat dapat menjangkau satu dengan yang lain dalam segala aspek kehidupan didukung oleh kemajuan IPTEK dan keterbukaan sistem perekonomian negara yang mempercepat akselerasi globalisasi. Keterbukaan sistem perekonomian negara dipicu oleh adanya liberalisasi perdagangan dunia. Hal ini mengakibatkan masyarakat di berbagai dunia dapat menikmati hasil produksi dari negara lain, seperti makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. Selain itu, keterbukaan sistem perekonomian ini juga meningkatkan aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan multinasional. Sebagai akibatnya, masyarakat dunia merasakan dampak dari adanya globalisasi pada aspek ekonomi tersebut, baik dari segi produksi, pembiayaan, te...

Soal Latihan Piutang Dagang (Account Receivable) dan Kunci Jawaban

1. Pada akhir tahun 2017, Goblin Company memiliki piutang sebesar $700.000 dan cadangan kerugian piutang sebesar $54.000. Pada 24 Januari 2018, perusahaan mengetahui bahwa piutang dari Sun Company tidak dapat ditagih, dan pihak manajemen mengizinkan penghapusan sebesar $6.200. a. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat penghapusan piutang b. Berapa cash realizable value dari piutang (1) sebelum penghapusan dan (2) setelah penghapusan? 2. Buku besar perusahaan Tsubasa pada akhir tahun 2019 menunjukkan saldo piutang usaha $150.000, pendapatan penjualan $850.000, dan retur penjualan $30.000. Intruksi (a) Jika perusahaan Tsubasa menggunakan metode penghapusan piutang langsung untuk akun piutang tidak tertagih, buatlah jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2019, dengan asumsi pihak manajer menentukan saldo piutang tidak tertagih sebesar $1.500. (b) Jika cadangan piutang tak tertagih memiliki saldo kredit sebesar $2.400 dalam neraca saldo, buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal...