Naziisme dan Facisme merupakan dua gerakan sosial yang sangat berkembang pesat tetapi cepat runtuh karena dilandasi oleh pengaruh pemikiran yang chavinisme yang radikal dan semangat nasional yang mendewakan bangsa dan kebudayaan sendiri. Kedua gerakan sosial ini berhasil mengguncang dunia internasional pada tujuh dekade yang lalu. Kini kedua gerakan tinggal kenangan dalam sejarah. Dampak dari kedua gerakan ini sangat besar artinya dalam perkembangan gerakan-gerakan besar lain di dunia internasional dewasa ini. Kedua gerakan ini telah memicu kehadiran organisasi internasional yang lebih efektif dalam membangun dan memelihara perdamaian dunia yang abadi.
Naziisme Jerman
Naziisme merupakan aliran Partai sosialis Jerman dibawah kekuasaan Adolf Hitler. Pada mulanya Partai Buruh Nasional Jerman ini berhaluan kanan dan berkembang sebatas kota Munich. Pada saat Hitler bergabung menjadi anggota dan sebagai salah seorang penggerak dan pendukung utamanya, Partai ini masih kecil. Setelah Hitler mengambilalih kepemimpinan, Partai ini berkembang pesat.
a. Latar Belakang Kelahiran dan Perkembangan Nazi Jerman
Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I, mengakibatkan kesengsaraan rakyat. Mereka muak dengan pemerintah dan timbul rasa tidak puas. Rasa tidak puas ini terwujud melalui gerakan-gerakan rakyat yang didukung oleh kaum sosialis di bawah pimpinan Ebert. Akibat dari gerakan tersebut, Kekaisaran Jerman runtuh, Kaisar Wilhelm II melarikan diri ke negeri Belanda hingga meninggal tahun 1941.
Ebert dari Partai Sosialis Demokrat Jerman membentuk pemerintahan sementara (1918), dan diadakan sidang nasional yang terdiri atas wakil-wakil rakyat Jerman di kota Weimar dengan hasil keputusan yang dicapainya yaitu terbentuknya UUD (1919). Menurut UUD, Jerman menjadi negara Republik dengan nama Republik Weimar, dipimpin oleh seorang Presiden dan dibantu oleh Kabinet yang bertanggung jawab kepada Parlemen. Presiden pertama bernama Ebert (1919-1925) dan kemudian digantikan oleh Hindenburg (1925-1933).
Republik Jerman yang baru berdiri mengalami banyak kesulitan-kesulitan. Daerah-daerah Jerman terpecah-belah akibat perang. Jerman diwajibkan membayar ganti rugi perang sebesar 132 milyard Mark emas kepada Sekutu. Dengan kehancuran yang dialami oleh Jerman itu, mengakibatkan hingga tahun 1923 Jerman tidak dapat membayar hutang perangnya. Oleh karena itu Perancis sebagai musuh lama menduduki daerah Ruhr (pusar tambang dan industri Jerman). Penduduk itu dibalas oleh Jerman dengan memboikot tentara pendudukan, sehingga kaum buruh mengadakan aksi mogok diadakan agitasi oleh kaum politisi. Setelah diadakan perjanjian Locarno, tentara pendudukan Perancis meninggalkan daerah Ruhr tahun 1925.
Sementara itu, dalam upaya membiayai pembangunan negara, pemerintah Jerman menjalankan politik inflasi yaitu mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar melebihi persediaan barang, sehingga terjadi inflasi yang sangat parah.
Namun, Amerika Serikat menaruh perhatian yang besar untuk memperbaiki perekonomian masyarakat Jerman. Usaha-usaha terhadap perbaikan sistem perekonomian Jerman bertitik tolak pada keinginan Amerika Serikat yang ingin menjadikan Jerman sebagai tempat pemasaran hasil industri dan penanaman modal. Oleh karena itu, Amerika Serikat mengadakan Dawes Plan (1924), isinya :
1) Perancis harus meninggalkan daerah Ruhr.
2) Pembayaran kerugian perang diperingan.
3) Jerman mendapat pinjaman luar negeri untuk membangun industri dan perdagangannya.
Setelah terjadinya krisis ekonomi dunia, Jerman kembali mengalami kesulitan dalam bidang ekonomi, sehingga Amerika Serikat mengadakan Young Plan (1929). Untuk mengantisipasi keadaan Jerman dan memperbaiki taraf kehidupan masyarakat Jerman, maka pada tahun 1919 di kota Munchen (Munich) berdiri Deutsche Arbeiter Partai (Partai Buruh Jerman) dengan Adolf Hitler sebagai pemimpin partainya. Dalam perkembangannya nama Partai tersebut diubah menjadi National Sozialistiche Deutsche Arbeiter Partai (NSDAP) yang disingkat dengan Partai Nazi.
b. Sebab-Sebab Kelahiran Partai Nazi
Di atas, kita telah melihat garis besar keadaan Jerman di saat kelahiran Nazi. Berikut ini disebutkan beberapa alasan khusus yang memicu kelahiran dan perkembangan Nazi yang luas dan diterima di dalam masyarakat Jerman.
1) Kenangan akan kejayaan masa lampau Jerman. Kaum sosialis ingin mengembalikan kehormatan dan kejayaan Jerman sebagai bangsa yang besar. Pada saat itu juga pengaruh filsafat Nitsche cukup besar di kalangan sosialis Jerman. Bahwa untuk menguasai dunia ini harus terdiri dari orang yang superman atau manusia-manusia yang luar biasa agar kemajuan bisa dipercepat. Bangsa Jerman merasa dirinya adalah bangsa superman dan bangsa lain bukan. Untuk itu harus dibabat habis bangsa yang lemah dan hanya tinggal mereka yang kuat saja. Dengan itu propaganda dan orasi kaum sosialis Jerman berhasil memikat rakyat untuk melihat dirinya berada di atas bangsa lain.
2) Rasa tidak puas di kalangan rakyat terhadap kesulitan-kesulitan ekonomi setelah Perang Dunia I. Perang Dunia I bukan hanya membawa kemiskinan dan kemelaratan yang tak terkirakan di Jerman tetapi membawa perubahan sistem sosial kehidupan masyarakat serta sistem pemerintahan. Banyak sekali perubahan yang tak bisa diantisipasi oleh masyarakat Jerman jika tidak mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
3) Sistem pemerintahan yang demokratis parlementer dianggap tidak dapat lagi sesuai dengan keadaan yang ada. Mengapa? Karena sistem ini mengutamakan kepentingan-kepentingan individu sedangkan kepentingan rakyat Jerman untuk mengabdi kepada tanah air Jerman semakin merosot.
c. Organisasi Partai Nasionalis-Sosialis Jerman
Secara garis besar paham Nazi ingin mewujudkan beberapa cita-cita dan aspirasi bangsa Jerman berikut.
1) Semangat Nasionalisme
Spirit atau semangat nasionalisme Jerman bersumber pada fanatisme Hitler yang anti Yahudi dan gairah kemiliterannya yang cenderung egomaniac. Hitler berhasil meyakinkan rakyat Jerman bahwa bangsa Jerman sebagai keturunan bangsa Arya (Nordik) merupakan bangsa nomor satu atau bangsa ubermensch (superman). Tetapi pada saat itu, Jerman telah dibelenggu oleh bangsa lain dengan Perjanjian Versailles ataupun Locarno. Sedangkan, bangsa Yahudi membelenggu ekonomi Jerman dan mengotori darah bangsa Jerman. Karena itu, bangsa Jerman, apabila ingin menjadi bangsa nomor satu, maka mereka harus dapat melepaskan diri dari belenggu asing.
2) Sosialisme
Semangat sosialisme yang dianut Jerman mengutamakan kepentingan individu. Individu yang super dan yang paling kuat harus didahulukan. Betapa besarnya pengaruh sosialisme Jerman pada saat Hitler berkuasa tetapi akar sosialisme Jerman bersifat nasional, bukan sosialisme internasional seperti yang dianut Rusia sehingga gemanya ikut terkubur ketika Hitler bunuh diri. Hitler sangat membenci sosialisme Rusia maupun liberalisme Barat. Tetapi liberalisme Barat dan Sosialisme bertahan dan cukup berkembang luas di muka bumi. Sementara itu Jerman, setelah runtuhnya nasionalisme Jerman ternyata sisa nasionalisme itu dikikis habis dari Jerman dan hingga sekarang Jerman menganut sistem pemerintahan demokrasi parlementer.
3) Jermanisme (das Germanentum)
Jermanisme bersumber pada sifat yang chauvinistis. Semangat Deutschland uber alles adalah semboyan yang memiliki kekuatan yang hebat dan berkembang sangat pesat. Bangsa Jerman sebagai bangsa tuan, perlu menguasai bangsa lain yang dianggapnya budak.
4) Organisasi Buruh
Kaum buruh Jerman hanya merupakan massa yang dapat digerakkan oleh Partai Nazi. Cara untuk menggerakkan adalah Sistem Terpimpin. Semboyannya satu bangsa, satu pemimpin, dan satu tekad. Dengan demikian, pemerintahan diktator merupakan pemerintahan yang diprogramkan. hitler dipandang dan diberi gelar sebagai Fuhrer.
Partai Nazi membentuk pasukan SA (Sturn Abteihing) pada tahun 1921. Setelah diadakan pembersihan dibentuk pasukan SS (Schutz-Staffel) yang merupakan pasukan pengawal di bawah Goering (1925). Pasukan pengawal SS sangat berkuasa, lebih-lebih setelah dipersenjatai (1929), berseragam coklat lengkap dengan pangkat-pangkat militer, mempunyai lambang Swastika dan salamnya yang terkenal adalah Heil Hitler (Artinya : Hidup Hitler).
Setelah merasa cukup kuat, Partai Nazi mencoba melakukan perebutan kekuasaan di Munchen yang dikenal sebagai Bierhaille Putsch, tetapi gagal (1923). Sebanyak 16 orang pengikutnya ditembak mati di jalan, sedangkan Hitler ditangkap. Ia meringkuk dalam penjara selama empat tahun. Di penjara, ia mengarang buku yang berjudul Mein Kampf (Artinya : Perjuanganku), untuk memperingati kawan-kawannya dan menggariskan arah politiknya (1926). Melalui buku karangannya itulah Partai Nazi yang dipimpinnya itu mendapat simpati rakyat.
Pada pemilu tahun 1930, partai Nazi mulai memperoleh kemenangan. Kemudian tahun 1933, Nazi sudah memperoleh 44% dari jumlah kursi yang ada, sehingga Presiden Paul Von Hindenburg mengangkat Adolf Hitler menjadi Perdana Menteri.
Hitler mengambil tindakan-tindakan tegas sebagai seorang diktator dengan alasan demi kepentingan negara. Hitler menindak tegas kaum sosialis komunis Jerman setelah terjadi kebakaran atas gedung Reichstag. Kesalahan itu ditimpakan kepada kaum sosialis-komunis dan ia ingin membabat semua kaum oposannya. Setelah itu, Hitler tidak mau mengakui Perjanjian Versailles. Ia berdiri di depan rakyat Jerman dan menduduki Austria, dan Cekoslowakia. Ia menghindari protes dunia, Jerman keluar dari LBB. Sistem pemerintahan Republik dihapuskan, diganti dengan tata pemerintahan yang sifatnya totaliter. Setelah Presiden Hindenburg meninggal, Hitler menggantikannya dengan sebutan seorang Fuhrer (Artinya : Sang Pemimpin).
Dalam pemerintahannya, Hitler dibantu oleh tokoh-tokoh Nazi, seperti Heinrich Himmler sebagai pemimpin pasukan SS, Josef Gobbel sebagai Menteri Propaganda, Herman Goring sebagai Panglima Angkatan Udara. Gestapo (Geheimen Staatspolizei) adalah polisi dinas rahasia yang sangat ditakuti rakyatnya, karena merupakan dinas mata-mata dari pemerintahan Hitler yang diktator-totaliter. Dan bangsa yang paling menderita pada masa jayanya Partai Nazi adalah bangsa Yahudi. Mereka dianggap menguasai ekonomi dan mengotori darah bangsa Jerman sebagai bangsa Arya.
Facisme Italia
a. Latar Belakang Kelahiran Facisme
Benito Mussolini, seorang jurnalis berhaluan sosialis. Berkat keahliannya dalam mempengaruhi rakyat lewat media massam ia kelak terangkat menjadi pemimpin di Italia. Kelak setelah cukup kuat ia mendirikan perkumpulan Fasci Italiani di Combattimento (1919) dan selanjutnya disebut Facis.
b. Faktor-Faktor Penyebab Kelahiran Facisme
Facisme merupakan suatu gerakan pembaharuan di Italia. Keberadaannya di Italia disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut, antara lain.
1) Kenangan Kejayaan Romawi (Romanum Imperium)
Bangsa Italia yang merosot kedudukannya menginginkan kejayaannya kembali. Lambang Kerajaan Romawi berupa Fascio yaitu ikatan tombak dan panah dijadikan simbolnya.
2) Rasa tidak puas di kalangan rakyat
Rakyat sangat menderita akibat perang, pengangguran semakin banyak karena industri belum berjalan lancar dan banyaknya bekas pejuang (demobilisan) yang belum tersalurkan.
3) Sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Italia diperintah secara Demokratis, tetapi tidak ada negarawan yang mengatasi kesulitan. Sementara itu Rusia dengan sistem terpimpin menjadi cermin yang dianggap baik untuk mengatasi keadaan.
Kekacauan semakin bertambah parah setelah terjadi bentroka berdarah antara golongan Facis yang tidak berhasil mengatasi keadaan. Pada tanggal 28 Oktober 1922, Partai Facis dengan 50.000 anggota mengadakan Mars ke Roma. Mereka menuntut agar keadaan Italia yang kacau itu cepat diatasi.
Mereka mengajukan suatu undang-undang pemilihan yang baru. Kemudian undang-undang itu disyahkan parlemen. Dengan pengesahan tersebut, kedudukan Partai Facis semakin kuat (1923). Pemimpin sosialis bernama Giacomo Matteotti yang memimpin opoisi terhadap Partai Facis diculik dan dibunuh (1924). Pada saat itu Mussolini tampil ke atas panggung politik Italia menjadi Perdana Menteri Italia. Ia mulai menjalankan cara-cara oemerintahan diktator dalam Kerajaan Italia.
Di dalam menjalankan pemerintahan, Partai Facis menganut paham terpimpin dengan mengutamakan kepentingan negara di atas segala-galanya. Semua diatur oleh negara. Tidak dibenarkan adanya golongan yang menentang pemerintah. Pemerintah negara di tangan seorang pemimpin yang disebut Il Duce (Artinya : Sang Pemimpin). Mussolini memerintah Italia secara diktator. Ia berupaya menghantam setiap gerak lawan politiknya. Ia berusaha dan terlibat dalam pembunuhan terhadap Raja Victor Emmanuel III tetapi mengalami kegagalan (1929). Karena kegagalan ini Italia secara resmi tetap merupakan sebuah negara Kerajaan.
Dalam tahun 1930, Italia menjalankan sistem imperialisme. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor :
1) Italia berkembang menjadi negara kuat di bawah Partai Facis.
2) Munculnya Hitler dengan paham Nasional-Sosialis yang sejalan dengan paham Sekutu dalam menghadapi negara-negara demokrasi Barat ataupun negara-negara sosialis Timur.
3) Ingin mengembalikan kejayaan seperti yang pernah dicapai zaman Romawi.
Negara pertama yang dijadika sasaran Italia adalah Ethiopia (Abessynia) di Afrika. Ketika itu diperintah oleh Kaisar Haille Selassi. Alasan Italia karena Ethiopia dianggap melanggar perbatasan jajahannya di Somalia dan Italia ingin membebaskan sistem perbudakan di negeri tersebut. Tentara Italia dengan mudah dapat mengalahkan Inggris dan diadukan pelanggaran Italia kepada LBB. Tetapi, Italia menyatakan keluar dari LBB (seperti yang dilakukan Jepang setelah menyerang masyarakat Mansyuria). Sedangkan, LBB tidak dapat berbuat banyak.
Italia di bawah kekuasaan dan pengaruh Partai Facis terus memperkuat kedudukannya seperti Italia mengadakan Perjanjian AS Roma-Berlin (1937) yang berisi :
1) Jerman akan membantu Italia melemahkan kedudukan Inggris di Laut Tengah dan Italia akan membantu Jerman memperoleh kembali jajahannay yang diambil Inggris setelah Perang Dunia I.
2) Italia, Jerman, dan Jepang bersatu dalam anti Comintern Pact (Perjanjian Anti Komunis Internasional) untuk menghadapi Rusia.
3) Italia dan Jerman mengakui pemerintahan Franco di Spanyol dan akan terus memberik bantuan agar negara diktator itu masuk dalam sekutunya.
Facis Italia sebagai penggerak imperialisme mencapai puncak dalam Perang Dunia II. Tetapi Italia kalah perang dan Mussolini dibunuh oleh rakyatnya.
Daftar Pustaka :
Badrika, I Wayan. 1995. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum Untuk SMU Kelas 2 Caturwulan I. Jakarta : Erlangga.
Comments
Post a Comment