1. Uni Soviet
Setelah Perang Dingin, Rusia sebagai ahli waris utama Uni Soviet memotong pengeluaran militer secara drastis. Restrukturiasi ekonomi menyebabkan jutaan warga di seluruh Uni Soviet menganggur. Sementara itu, reformasi yang dijalankan Gorbachev mengakibatkan terjadinya resesi yang parah, lebih parah daripada yang dialami oleh Amerika Serikat dan Jerman selama masa Depresi Besar.
2. Amerika Serikat
Setelah berakhir, Perang Dingun masuih terus mempengaruhi dunia. Setelah pembubaran Uni Soviet, dunia pasca-Perang Dingin secara luas dianggap sebagai dunia yang unipolar dan menyisakan Amerika Serikat sebagai satu - satunya negara adidaya di dunia.
Pada 1989, Amerika menjalin kerja sama militer dengan 50 negara dan memiliki 526.000 tentara di luar negeri yang tersebar di puluhan negara, dengan 326.000 terdapar di Eropa (dia pertiganya di Jerman Barat), dan sekitar 130.0000 terdapat Asia (terutama di Jepang dan Korea Selatan). Perang Dingin juga menandai puncak pengembangan industri militer, terutama di Amerika dan pendanaan militer secara besar - besaran.
Pengeluaran militer Amerika selama berlangsungnya Perang Dingin diperkirakan sekitar $8 Triliun, sedangkan hampit 100.000 orang Amerika kehilangan nyawa dalam Perang Korea dan Peran Vietnam. Sulit memperkirakan jumlah korban dan kerugian dari pihak Uni Soviet, namun jika dilihat dari komparasi produk nasional bruto, biaya yang dikeluarkan Uni Soviet selama perang jauh lebih besar daipada yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat.
3. Dunia Ketiga
a) Konflik baru di sejumlah negara
Jutaan jiwa tewas dalam perang proksi antar kedua negara adidaya di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Tenggara. Pasca-Perang Dingin, perang antarnegara, perang etnis dan perang revolusi, jumlah pengungsi menurun tajam. Namun, konflik - konflik antarnegara di negara dunia ketiga tidak sepenuhnya terhapus.
Hal ini disebabkan kegagalan pengawasan negara di sejumlah wilayah yang dulunya dikuasai oleh pemerintah komunis. Contohnya konflik sipil dan etnis baru, terutama di negara - negara bekas Yugoslavia. Sementara itu, berakhirnya Perang Dingin telah membawa Eropa Timur pada era pertumbuhan ekonomi dan negara lain, kemerdekaan diikuti dengan gagalnya negara mengisi kemerdekaan, seperti Afganistan.
Gambar 1. Perang Dingin berdampak pada munculnya berbagai konflik sipil di Yogyakarta yang akhirnya membuat negara ini runtuh pada tahun 2008. Wilayah-wilayah yang tadinya berada di negara Yugoslavia satu per satu memisahkan diri dan mendirikan negara sendiri.
b) Mendorong perkembanga teknologi
Persaingan dua negara adidaya di era Perang Dingin membuat teknologi perkembangan pesat, terutama dalam bidang militer. Pada periode ini, pemerintah kedua negara ini giat mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara masing - masing. Kemajuan teknologi ini juga dinikmati dan diikuti oleh negara - negara dunia ketiga.
Sementara itu, pengembangan teknologi dalam rangkam meningkatkan kebanggaan nasional dapat kita lihat melalui perlombaan teknologi ruang angkasa.
Perlombaan ini diawali keberhasilan Uni Soviet meluncurkan pesawat Sputnik I dan Sputnik II pada 1957, dan ditandingi pesawat satelit Explorer I dan Explorer II, Discovere dan Vanguard pada tahun 1958. Uni Soviet kemudian mendaratkan Lunik di bulan melalui astronot pertamanya Yuri Gagarin dengan pesawat Vostok I yang berhasil mengitari bumi selama 108 menit. Amerika Serikat menyusul dengan mengirim astronot pertamanya, Alan Bartlett Shepard, dan berada di luar angkasa selama 15 menit. Puncaknya ketika Neil Amstrong dan Edwin Aldrin berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai manusia pertama yang menginjak permukaan bulan melalui misi Apollo 11 pada 17 Juli 1969.
c) Berkembangnya demokrasi dan kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia
Perang Dingin juga mengembangkan kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia. Pihak Barat yang menyokong demokrasi dan kapitalisme gencar menyerang Uni Soviet terkait dengan hak asasi manusia. Paham komunisme dinilai bertentangan dengan harkat dan martabat manusia. Para akademisi kemudian mempelajari dan menganalisis dampak negatif dari komunisme dan kapitalisme. Namun, sebenarnya persaingan dan permusuhan Amerika Serikat dengan Uni Soviet bukanlah dilandasi cita-cita luhur menegakkan HAM, melainkan bersifat politis dan ekonomis.
4. Bagi Indonesia
Pada 1960-an di era Perang Dingin, Indonesia menerapkan sistem Demokrasi Terpimpin. Soekarno dinilai lebih mengarahkan pandangan politiknya ke negara-negara Blok Timur yang berhaluan komunis. Pada saat yang sama, Partai Komunis Indonesia (PKI) mendominasi politik Indonesia. Puncak kedekatan Indonesia dengan Blok Timur adalah pendirian Poros Jakarta-Hanoi-PyongYang-PhnomPenh. Hal ini membuat Indonesia dicap sebagai negara berhaluan komunis oleh masyarakat internasional. Turunnya Soekarno dari puncak kekuasaan pada 1966 diduga kuat dibantu oleh CIA yang tidak ingin Indonesia berafiliasi ke Uni Soviet.
Terimakasih
ReplyDelete