Skip to main content

Gerakan Nasionalisme Cina

1. Nasionalisme Cina
A. Latar Belakang Nasionalisme Cina
Dari zaman kuno sampai tahun 1912, Cina selalu diperintah oleh dinasti-dinasti (keluarga raja-raja secara turun temurun). Dinasti terakhir adalah Dinasti Mandsyu (Dinasti Ching). Dinasti ini memerintah dari tahun 1644-1912. Dinasti ini dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina, karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Cina. Dinasti ini memerintah Cina dengan cara kolot. Cina merupakan suatu negara yang tertutup rapat-rapat bagi negara asing yang dianggap lebih rendah dan belum beradab (Bar-bar) daripada bangsa Cina. Tetapi imperialisme modern Barat yang mencari tanah jajahan dimana-mana dan juga telah melihat serta tertarik untuk menguasai Cina. Masuknya pengaruh Barat ke Cina menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang menuduh bahwa Dinasti Mandsyu sudah lemah dan bekerja sama dengan imperialisme Barat. Oleh karena itu muncul gerakan rakyat Cina untuk menentang penguasa asing yaitu Kaum Imperialisme Barat dan Dinasti Mandsyu yang juga dianggap penguasa asing. Gerakan rakyat ini bersifat nasional.
Bangsa Barat yang pertama kali membuka Cina adalah Inggris. Inggris menempuh cara dengan mengedarkan candu dan sejak tahun 1800 Inggris mulai usahanya menyeludupkan candu ke Cina. Sehingga perdagangan candu gelap merajalela di Cina. Rakyat Cina menjadi korban candu, sedangkan Inggris menikmati keuntungan dalam jumlah besar dari hasil perdagangan candu itu. Melihat korban-korban candu yang sangat banyak di kalangan rakyat Cina, maka kaisar Cina memerintahkan agar perdagangan candu diberantas. Inggris sangat marah dan memerintahkan untuk menyerang Nanking. Dalam perang ini Cina kalah dan terpaksa menandatangani perjanjian Nanking yang isinya :
1) Lima pelabuhan Cina dibuka untuk bangsa asing.
2) Inggris mendapatkan Hongkong (1842).
3) Inggris mendapatkan hak ekstra-teritorial.
Dengan Perjanjian Nanking itu, berarti awal terbukanya Cina untuk bangsa-bangsa asing.
Setelah perjanjian Nanking, bangsa-bangsa Barat semakin banyak yang datang ke negeri Cina, sehingga pemerintah Cina semakin khawatir, bahwa suatu saat kedudukannya pun akan terancam oleh bangsa-bangsa Barat. Terlebih lagi dengan masuknya Perancis yang dapat mengakibatkan terjadinya perang Cina melawan Inggris-Perancis (1856-1860) di tengah-tengah pemberontakan Tai Ping, yang disebabkan oleh :
1) Kapal Perancis berbendera Inggris ditahan oleh Cina.
2) Padri Perancis dibunuh di Kwangshi karena tidak mempunyai surat izin masuk ke Cina.
Dalam perang itu Cina juga mengalami kekalahan, sehingga terjadilah perjanjian Peking (1860). Isinya :
1) Terbukanya sebelas pelabuhan Cina untuk bangsa asing.
2) Jawatan bea-cukai dipegang oleh badan internasional (Inggris, Amerika Serikat, Perancis)
3) Seluruh Cina terbuka bagi bangsa asing.
4) Di Peking (kota tempat istana kaisar Cina) ditempatkan seorang duta besar Inggris.
Dengan perjanjian Peking itu, seluruh Cina terbuka lebar-lebar bagi seluruh dunia dan muncullah daerah-daerah konsesi yang menjadi sarang bangsa asing. Sehingga dengan adanya daerah-daerah konsesi ini, kedaulatan Cina menurun dan keselamatan Cina terancam.

B. Perkembangan Gerakan Nasionalisme Cina
Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850-1864). Terjadinya pemberontakan ini disebabkan oleh :
1) Pemerintah bangsa Mandsyu lemah terhadap bangsa asing
2) Kemiskinan rakyat jelata akibat pemerintahan feodal bangsa Mandsyuria
3) Munculnya keinginan dari rakyat untuk membangun masyarakat baru yang bahagia.
Pemberontakan Tai Ping ini dipimpin oleh Hung Siu-tsywan (seorang bangsa Cina yang beragama Masehi). Di dalam Kitab Injil Masehi diceritakan bahwa dalam masyarakat yang sosialistis berlaku hukum sama rata, sama rasa, dan ia ingin mendirikan masyarakat Cina seperti itu.
Programnya :
1) Bahan makanan, pakaian, uang dijadikan kepemilikan bersama.
2) Tentara harus pegang teguh kesusilaan, tidak boleh mabuk, merokok, menghisap candu, atau menganggu keamanan rumah tangga serta kenaikan pangkat dalam ketentaraan tidak ditentukan oleh atasan, tetapi diusulkan oleh para prajurit-prajuritnya kepada atasannya dan para prajuritnya itu bertanggung jawab terhadap nilai dan kecakapan para perwira yang diusulkan itu.
Pada tahun 1851, Hung Siu-tsywan mulai dengan pemberontakannya melawan pemerintah Mandsyuria dan bangsa asing. Pada awal pemberontakannya itu ia mendapat kemenangan yang gemilang, Hal itu disebabkan karena tentaranya teguh memegang disiplin dan mendapat dukungan dari rakyat. Nanking dapat direbut dan didudukinya sebagai ibukota kerajaannya. Setelah Nanking dapat dikuasainya, Hung Siu-tsywan memproklamasikan dirinya sebagai Raja dari Kerajaan Sorga dan Damai Abadi (Tai Ping Tin Kuo). Selanjutnya tentara Tai Pin menyerbu ke arah utara dan menyerang Kaisar Mandsyu yang berkedudukan di Peking. Tiensin jatuh ke tangan pemberontakan Tai Ping sehingga Peking terancam. Sedangkan bangsa asing yang merasa dirinya terancam oleh serangan-serangan yang dilancarkan pemberontakan Tai Ping membentuk pasukan sukarelawan di bawah pimpinan Jenderal Ward dan Jenderal Gordon. Pasukan sukarelawan bersama-sama dengan pasukan kerajaan melawan pasukan Tai Ping dan berhasil merebut kembali Nanking.  Hung Siu-tsywan bunuh diri, sedangkan pasukannya terus melakukan pertempuran dan pertempuran yang hebat terjadi di lembah sungai Yang Tse, di mana korban cukup besar dari kedua belah pihak. Tentara Tai Ping kalah dan dapat ditindas.
Arti pemberontakan Tai Ping bagi bangsa Cina adalah :
1) merupakan pemberontakan sosial (revolusi sosial) asli dari Cina dan tidak mendapat pengaruh Barat.
2) Pertama kali munculnya paham Komunisme di Cina.
3) Merupakan pelopor dari Mao Tse Tung dengan Kung Chang Tang (Partai Komunis Cina). Apa yang dijalankan oleh Mao Tse Tung sangat mirip dengan apa yang pernah dijalankan oleh Hung Siu-tsywan.
Gerakan rakyat Cina bukan berhenti sampai disitu saja, bahkan gerakan-gerakan selanjutnya terus muncul dan berkembang dalam upaya menyingkirkan kedudukan Kaisar Mandsyu dan mengusir bangsa-bangsa Barat. Bahkan muncul gerakan yang bertujuan membersihkan bangsa dan tanah airnya dari pengaruh asing. Gerakan ini terjadi di Cina Utara dan menamakan gerakannya Tinju Keadilan. Setiap anggotanya ahli dalam dunia persilatan, maka bangsa asing menganggapnya Boxer dan pemberontakannya itu lebih dikenal dengan sebutan Pemberontakan Bokser.
Ratu Tze Syi (wali dari Kaisar Kwang Syu) memberikan bantuan kepada gerakan pemberontakan Bokser. Bantuan ini didasari atas anjuran dari Jenderal Yuan Shih Kai yang inign melepaskan kerajaannya dari campur tangan bangsa asing (Barat).
Pemberontakan Bokser meletus dan berkobar di PEking, sehingga pada saat meletusnya pemberontakan itu seorang duta besar Jerman terbunuh, sedangkan kedutaan-kedutaan asing lainnya diserang. Namun tentara bangsa asing di bawah pimpinan Jenderal Von Waldersee berhasil menindas pemberontakan Bokser dan menduduki Peking. Ratu Tze Syi menyerah dan menandatangani Bokser Protokol (1901) dan Cina harus membayar kerugian perang kepada bangsa asing sebesar 738.000.000 dollar.

C. Nasionalisme Cina dalam Kepemimpinan Dr. Sun Yat Sen
Setelah pemberontakan Bokser itu, Ratu Tze Syi ingin melakukan pembaharuan-pembaharuan di Cina, karena sadar bahwa bangsa asing tidak akan dapat dikalahkan dengan kekuatan senjata Cina yang masih terbelakang itu. Namun semua pembaharuan yang dilakukan itu sudah terlambat, karena kebencian rakyat Cina terhadap pemerintahan Kaisar Mandsyu sudah sangat mendalam. Sebelum pembaharuan itu dilakukan, Ratu Tze Syi meninggal dunia (1908) dan digantikan oleh Kaisar Pu Yi (usia 2 tahun). Tetapi, Cina semakin bertambah kacau dan memberikan peluang besar terhadap muncul dan berkembangnya gerakan nasionalis bangsa Cina di bawah pimpinan Dr. Sun Yat Sen (1911) yang disebabkan oleh :
1) Timbulnya angkatan baru yang berpaham modern. Angkatan baru ini memperoleh pendidikan Barat dan mencita-citakan adanya Cina baru yang modern dan jaya.
2) Timbulnya nasionalisme. Pemerintahan Mandsyu merupakan pemerintahan asing yang kolot dan tidak mampu memikirkan keperluan rakyat, sehingga munculnya gerakan nasional itu bertujuan untuk menumbangkan dan mengusir pemerintahan bangsa Mandsyu. Dengan gerakan itu mereka menginginkan negeri Cina untuk bangsa Cina.
3) Wuchang Day. Pada tanggal 9 Oktober 1910 tempat penyimpanan mesiu meledak sebelum pemerintah Mandsyuria mengambil tindakan terhadap gerakan kaum nasionalis Cina. Dan pada tanggal 10 Oktober 1910, kaum nasionalis mengumumkan berdirinya Republik Cina, sehingga peristiwa ini dikenal dengan The Double Ten Day atau Wuchang Day.
Pada mulanya Republik Cina hanya berperan di Cina Selatan dengan Nanking sebagai ibukotanya. Sedangkan di Cina Utara, Kaisa Pu Yi masih berkuasa dengan dukungan jenderal Yuan-Shih-Kai dan Warlords lainnya. Untuk menghindari jatuhnya korban pada rakyat, maka Dr. Sun Yat Sen melakukan perundingan dengan Jenderal Yuan Shih Kai. Dr. Sun Yat Sen menyerahkan pimpinan kepada Yuan Shih Kai dengan tugas mengakhiri kekuasaan Mandsyuria. Kekuasaan Mandsyu berhasil diakhiri tanpa pertumpahan darah pada tanggal 12 Februari 1912. Sedangkan, Kaisar Pu Yi yang masih kanak-kanak dapat tinggal di Mandsyuria dengan gaji cukup.
Yuan Shih Kai menjadi Presiden Republik Cina tanggal 12 Februari 1912 dengan wilayah kekuasaannya mencakup seluruh Cina. Sedangkan, Dr. Sun Yat Sen selanjutnya mendirikan Partai Nasional Cina (Kuo Min Tang) dan melaksanakan Trisila (San Min Chui) yang berisi Nasionalisme, Demokrasi, dan Sosialisme. Setelah menjadi presiden, Yuan Shih Kai bertindak diktator dan ingin menjadi kaisar. Kuo Min Tang dilarang namun rakyat menentang. Tetapi setelah Yuan Shih Kai meninggal (1916), Dr. Sun Yat Sen memegang kembali kepemimpinannya atas daerah Cina Selatan, namun daerah Utara masih berdiri sendiri. Pada tahun 1921, Li-Li-San mendirikan Partai Komunis Cina (Kung Chang Tang). Sejak tahun 1924 terjadi kerjasama antara Kaum Nasionalis dengan Komunis untuk menghadapi Warlords di Utara. Kaum nasionalis dipimpin oleh Jenderal Chiang Kai Shek (pengganti Dr. Sun Yat Sen yang meninggal tahun 1924). Setelah wilayah Utara berhasil diduduki, tercipta Republik Cina dengan daerahnya mencakup wilayah Utara dan Selatan (1928) dengan ibukotanya Nanking. Kaum komunis yang belum mau tunduk terhadap pemerintahan Chiang Kai Shek, terus melancarkan serangan gerilya di bawah pimpinan Chu Teh, sehingga sulit dikalahkan.

D. Partai Komunis Cina dan Mao Zedong
Ketika Partai Komunis Cina dipimpin oleh Mao Zedong, muncul lagi usaha-usaha komunis untuk merebut kekuasaan. Untuk meraih kekuasaan atas pemerintahan Cina, Mao Zedong memimpin gerakan rakyat dan berusaha mendapatkan pengaruh yang luas dari rakyat. Mao Zedong memimpin pergerakan rakyat dengan mengadakan perjalanan jauh (Long March) dari Kiangshi ke Yuan di bagian Utara yang jaraknya mencapai 9.000 km. (1934-1935).
Sebab-sebab dilaksanakan Long March :
1) Untuk menjauhkan diri dari pusat Kuo Min Tang yang berkedudukan di Nanking.
2) Untuk mendekatkan diri dengan Rusia (negara komunis) dengan tujuan mempermudah mendapat bantuan.
3) Mendekati Jepang yang merupakan musuh bersama Cina dan Rusia.
4) Cina Selatan sulit menerima paham komunis, karena sudah dipengaruhi oleh kaum liberal.
5) Penduduk Cina Utara lebih mudah menerima komunisme karena Cina Utara masih murni dan belum mendapat pengaruh luar.
Perjalanan dimulai dari Kiangshi pada tanggal 1 Oktober 1934 dan diikuti oleh 100.000 orang. Selama perjalanan mengalami banyak kesulitan pangan dan serangan dari Chiang Kai Shek. Ketika sampai di Yenan (1 Oktober 1935) pengikut hanya tinggal 20.000 orang. Sedangkan yang lainnya mati atau meninggalkan rombongan. Mereka segera membangun daerah Utara, namun serangan-serangan dari kaum nasionalis tidak berhenti. Chang Hsue Liang ditugaskan Chiang Kai Shek menyerang kaum komunis. Ia tidak menyerang, bahkan memihaknya. Sehingga Chang Hsue Liang menculik Chiang Kai Shek di Sian dan selanjutnya dipertemukan dengan Mao Zedong (1937). Dalam perjalanan itu disepakati adanya kerjasama dalam menghadapi Jepang. Kaum Nasionalis mendapat bantuan sekutu dan Kaum Komunis dibantu Rusia.
Setelah Perang Dunia II selesai, pertikaian antara kaum nasionalis dengan komunis muncul lagi. Kaum nasionalis terdesak dari daratan Cina dan selanjutnya berkuasa di Pulau Taiwan (1950) di bawah pimpinan Chiang Kai Shek. Sedangkan, daratan Cina dikuasai oleh kaum komunis dan berdiri Republik Rakyat Cina (RRC) dengan Beijing sebagai ibukotanya. Pemimpin yang terkenal adalah Mao Zedong sebagai Ketua Partai, Chou-En-Lai sebagai Menteri Luar Negeri, dan Chu Teh sebagai Panglima Tentara.




Daftar Pustaka :
Badrika, I Wayan. 1997. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum SMU Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Comments

Iklan Ad

Popular posts from this blog

Menghitung Persediaan dengan Metode LCNRV (Lower-Cost-Net-Realizable-Value)

NILAI TERENDAH DARI BIAYA PEROLEHAN ATAU NILAI REALISASI NETO (LCNRV) Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan. Namun, jika persediaan turun nilainya sampai ke tingkat di bawah biaya aslinya, maka prinsip biaya historis menjadi tidak relevan. Apapun alasan untuk penurunan nilai tersebut, baik itu usang, perubahan tingkat harga, atau rusak, perusahaan harus menurunkan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto untuk melaporkan kerugian ini. Perusahaan meninggalkan prinsip biaya historis ketika utilitas masa depan (kemampuan menghasilkan pendapatan) dari aset turun di bawah biaya aslinya. Nilai Realisasi Neto Ingat bahwa biaya adalah harga perolehan persediaan yang dihitung dengan menggunakan salah satu metode berbasis biaya historis. Nilai realisasi neto ( net realizable value /NRV) mengacu pada jumlah neto yang diharapkan oleh perusahaan untuk direalisasi dari penjualan persediaan. Secara khusus, nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan bisnis bi...

Soal Latihan Piutang Dagang (Account Receivable) dan Kunci Jawaban

1. Pada akhir tahun 2017, Goblin Company memiliki piutang sebesar $700.000 dan cadangan kerugian piutang sebesar $54.000. Pada 24 Januari 2018, perusahaan mengetahui bahwa piutang dari Sun Company tidak dapat ditagih, dan pihak manajemen mengizinkan penghapusan sebesar $6.200. a. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat penghapusan piutang b. Berapa cash realizable value dari piutang (1) sebelum penghapusan dan (2) setelah penghapusan? 2. Buku besar perusahaan Tsubasa pada akhir tahun 2019 menunjukkan saldo piutang usaha $150.000, pendapatan penjualan $850.000, dan retur penjualan $30.000. Intruksi (a) Jika perusahaan Tsubasa menggunakan metode penghapusan piutang langsung untuk akun piutang tidak tertagih, buatlah jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2019, dengan asumsi pihak manajer menentukan saldo piutang tidak tertagih sebesar $1.500. (b) Jika cadangan piutang tak tertagih memiliki saldo kredit sebesar $2.400 dalam neraca saldo, buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal...

Metode Penentuan Episentrum Gempa

Untuk menentukan lokasi sumber gempa atau episentrum secara akurat dapat digunakan dua cara, yaitu dengan menggunakan metode jarak episentral dan homoseista.   1) Metode Episentral   Episentral adalah jarak antara sumber gempa atau episentrum dan stasiun pengamat gempa. Untuk menentukan posisi sumber gempa dengan metode ini, diperlukan data waktu kejadian gempa minimal dari tiga stasiun pengamatan, sehingga kita dapat menghitung jarak episentral dari setiap stasiun dengan menggunakan Rumus aska , yaitu sebagai berikut.   Δ = {(S – P) – 1’} × 1.000 km  ( Δ ) = jarak episentral dari stasiun pengamat (kilometer)  S - P = selisih waktu pencatatan antara gelombang sekunder dan primer (menit)  1’ = satu menit  Contoh : Dalam satu kejadian gempa, tercatat waktu getaran gelombang primer dan sekunder dari tiga stasiun pengamat A, B dan C sebagai berikut ini. Stasiun A : gelombang P pertama pukul 19:17.15 WIB, gelombang S pertama pukul 19:19.30 WIB Stasiun B :...