A. Pengertian Mobilitas Sosial
- Mobilitas sosial diartikan sebagai gerak perpindahan dari satu kelas sosial lainnya atau gerak perpindahan dari strata satu ke strata yang lainnya.
- Dalam dunia modern banyak orang berupaya meningkatkan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal itu akan membuat orang menjadi lebih sejahtera dan memungkinkan mereka untuk melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi mereka.
Jika tingkat mobilitas tinggi meski latar belakang sosial mereka berbeda, mereka akan tetap merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan yang lebih tinggi, dan jika mobilitas sosial rendah mereka akan terkungkung dalam status sosial nenek moyangnya.
Mobilitas mempunyai kaitan dengan stratifikasi sosial. Arah gerak mobilitas sosial, dapat secara horizontal maupun vertikal. Gerak horizontal lebih mudah terjadi pada masyarakat yang terbuka karena lebih mungkin berpindah strata. Sebaliknya, masyarakat yang tertutup kemungkinan untuk pindah strata sulit.
B. Bentuk Mobilitas Sosial
1. Mobilitas sosial horizontal
Merupakan peralihan dari individu dari kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Contohnya : Pak Sulis adalah guru bahasa di SMA namun akhirnya dia pindah ke sebuah SMK untuk menambah pengalaman.
2. Mobilitas sosial vertikal
Merupakan suatu perpindahan sosial dari satu status ke status yang lainnya dalam kelas atau strata yang berbeda. Mobilitas sosial vertikal dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas vertikal ke bawah (social sinking).
a. Mobilitas vertikal ke atas
Mobilitas vertikal ke atas merupakan perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari status sosial bawah ke atas. Contohya : Pak Alex bermula menjadi guru di sebuah SD, akhirnya karena telah memenuhi persyaratan dia menjadi kepala sekolah.
b. Mobilitas vertikal ke bawah
Mobilitas vertikal ke bawah merupakan perpindahan status sosial seseorang dari atas ke bawah. Contohnya : seorang manager di sebuah perusahaan akhirnya dikeluarkan dengan tidak hormat karena korupsi.
3. Mobilitas antargenerasi, intergenerasi, dan gerak sosial geografis.
Mobilitas antargenerasi, merupakan mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Bisa merupakan perkembangan taraf hidup baik naik maupun turun. Contohnya : Pak Widi adalah pedagang kaki lima, tetapi ia berhasil menyekolahkan anaknya menjadi seorang arsitek.
Mobilitas intergenerasi adalah mobilitas yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Mempunyai dua bentuk, yaitu intergenerasi naik maupun turun. Contohnya : mantan seorang office boy tapi berkat ketekunannya akhirnya bisa menjadi chef professional.
Mobilitas sosial geografis adalah perpindahan individu maupun kelompok dari satu daerah ke daerah lainnya, misalnya transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.
C. Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial
1. Perubahan Kondisi Sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya, misalnya karena masyarakat berubah pandangannya menjadi lebih terbuka. Seperti misalnya, kemajuan teknologi dan perubahan ideologi.
2. Ekspansi teritorial atau gerak populasi
Transmigrasi dan perkembangan kota bisa mendorong mobilitas sosial.
3. Komunikasi yang bebas
Komunikasi yang bebas dan efektif memudarkan batas antaranggota sosial dalam masyarakat yang bisa merangsang mobilitas.
4. Pembagian kerja
Berhubungan dengan spesialisasi pekerjaan. Semakin spesifik pekerjaan dalam masyarakat, semakin sedikit juga kemungkinan individu berubah dari pekerjaan yang satu ke yang lain, hingga semakin sedikit pula terjadinya mobilitas.
5. Tingkat fertilitas yang berbeda
Orang-orang dari tingkat ekonomi yang rendah dan pendidikan yang rendah mempunyai banyak kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki kualitas keturunan hingga terjadilah mobilitas sosial.
6. Situasi politik
Kondisi politik suatu negara yang tidak stabil memungkinkan banyak penduduknya untuk mengungsi sementara ke negara lain yang aman.
D. Faktor Penghambat Mobilitas
1. Perbedaan rasial dan agama
Mobilitas sosial dapat terhambat karena faktor ras dan agama. Perbedaan ras menimbulkan perbedaan status sosial. Seperti contohnya, sistem kasta di India tidak memungkinkan seseorang yang berasal dari kasta yang rendah untuk naik ke kasta yang lebih tinggi.
2. Diskriminasi kelas dan sistem terbuka
Diskriminasi dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas sosial. Seperti halnya pembatasan keanggotaan suatu organisasi dengan berbagai syarat dan ketentuan. Misalnya, jumlah anggota DPR hanya 500 orang.
3. Kelas-kelas sosial
Kelas-kelas sosial dapat menjadi subkultur tempat individu berkembang dan mengalami proses sosialisasi. Misalnya, anak yang berasal dari ekonomi sosial rendah cenderung mengukuhkan sang anak untuk hidup dengan pola pikir masyarakat kelas rendah.
4. Kemiskinan
Kemiskinan membatasi kesempatan seseorang untuk berkembang dan mencapai status sosial tertentu. Disebabkan keterbatasan biaya.
5. Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat
Dalam masyarakat pria dipandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung lebih mudah terjadinya gerak sosial dibandingkan wanita.
E. Cara melakukan Mobilitas Sosial
1. Perubahan standar hidup
Kenaikan penghasilan tidak menaikkan status secara otomatis tetapi akan merefleksikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Hal ini mempengaruhi peningkatan status. Misalnya, mengganti kendaraan dari yang memakai sepeda motor menjadi mobil mewah seiring dengan meningkatnya pendapatan.
2. Perubahan tempat tinggal
Untuk meningkatkan status seseorang dapat berpindah tempat tinggal yang lebih baik dengan fasilitas sosial dan keamanan yang lebih baik. Misalnya, dulu bertempat tinggal di perumnas sekarang tinggal di real estate.
3. Perubahan tingkah laku
Untuk mendapatkan status sosial yang lebih tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi sebagai kelasnya. Misalnya, dengan mengubah penampilannya menjadi rapi dan mewah, maupun berbicara dengan menyelipkan istilah asing.
4. Perubahan nama
Dalam masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Misalnya, dengan mengubah sebutan dari 'kang' menjadi raden, setelah menjadi pamong praja.
5. Pernikahan
Peningkatan status ke tingkat yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui pernikahan. Contohnya, seseorang yang berasal dari keluarga sederhana menikah dengan orang yang kaya dan terpandang dapat menaikkan status orang tersebut.
6. Bergabung dengan asosiasi tertentu
Seseorang dapat meningkatkan statusnya dengan melibatkan diri pada salah satu organisasi tertentu. Contohnya, orang yang tidak berpendidikan dapat menjadi anggota ormas tertentu, dia menyadari potensi dirinya akhirnya dia diangkat menjadi ketua organisasi hingga namanya menjadi populer dan status sosialnya berubah.
F. Saluran Mobilitas Sosial
1. Angkatan bersenjata
Organisasi yang dapat digunakan sebagai saluran mobilitas ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Misalnya, karena jasanya hingga memperoleh penghargaan dari pemerintah, seorang prajurit biasanya akhirnya menduduki jabatan di pemerintahan.
2. Lembaga keagamaan
Seorang ulama, pendeta, pastor, dan kedudukan agama lainnya lebih sering dihormati meskipun tidak memiliki pendidikan tinggi.
3. Lembaga pendidikan
Merupakan saluran yang konkret dan sering dianggap sebagai social elevator (perangkat) untuk dapat mengangkat seseorang ke kedudukan yang lebih tinggi. Contohnya, seorang anak buruh dapat mengenyam sampai pendidikan yang lebih tinggi akhirnya setelah lulus dapat bekerja sesuai keahliannya.
4. Organisasi politik
Seorang anggota politik yang pandai, punya kepribadian yang baik, loyal, berdedikasi terhadap partainya, kemungkinan besar dan cepat mendapatkan kedudukan dalam partainya.
5. Organisasi ekonomi
Organisasi ekonomi (BUMN, koperasi, perusahaan) dapat meningkatkan pendapatan seseorang. Makin besar prestasinya, maka semakin besar jabatannya yang menyebabkan dia berpendapatan tinggi.
6. Organisasi keahlian
Organisasi keahlian ataupun profesi dapat dijadikan sebagai jembatan seseorang untuk melakukan mobilitas vertikal. Misalnya : IDI, PGRI, Advokat Indonesia, dan sebagainya.
7. Saluran pernikahan
Banyak masyarakat menganggap perkawinan sebagai saluran yang cukup efektif untuk menaikkan status sosialnya.
G. Hubungan Mobilitas Sosial dengan Struktur Sosial
- Konflik antarkelas
- Konflik antarkelompok sosial
- Konflik antargenerasi
- Penyesuaian kembali
Comments
Post a Comment