Bumi merupakan salah satu planet dalam tata surya dan tempat tinggal makhluk hidup.
Tanda-tanda kehidupan mulai terlihat ketika di Bumi muncul makhluk yang bersel satu(mikroorganisme atau protozoa). Perlahan-lahan tumbuh makhluk hidup yang semakin kompleks seperti serangga, reptillia, ikan, binatang mamalia, dan akhirnya manusia.
Sejarah perkembangan kehidupan di Bumi terbagi menjadi 4 zaman yaitu :
1. Zaman Arkeozoikum(zaman tertua)
--> Bumi di zaman ini berlangsung lama dan diperkirakan lebih dari 2.500 juta tahun yang lalu. Pada zaman Arkeozoikum bumi masih dalam proses pembentukan dan keadaannya masih sangat labil. Saat itu bumi masih berupa bulatan bola gas yang sangat panas dan belum tampak adanya tanda-tanda kehidupan.
2. Zaman Paleozoikum(zaman kehidupan tua)
--> Zaman Paleozoikum berlangsung kurang lebih 340 juta tahun yang lalu. Keadaan bumi masih belum stabil. Namun suhu bumi mulai dingin. Iklim selalu berubah-ubah dengan curah hujan yang sangat lebat. Tanda-tanda kehidupan pada zaman ini mulai terlihat dengan munculnya mikroorganisme, adanya binatang-binatang kecil yang diduga tidak bertulang belakang. Ikan, rerumputan, dan berbagai jenis ganggang. Kehidupan yang telah ada pada zaman ini dapat diteliti karena ditemukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan purba yang telah menjadi batu, biasa disebut fosil. Fosil ini tersebar di hampir seluruh dunia dan banyak juga ditemukan di bebatuan dalam laut.
3. Zaman Mesozoikum(Zaman kehidupan pertengahan)
--> Zaman Mesozoikum berlangsung kurang lebih 150 juta tahun yang lalu. Iklim sudah lebih bersahabat, dan hujan mulai mereda. Pada zaman Mesozoikum, keadaan alam mulai berubah dengan tanah yang semakin kering. Ada beberapa binatang yang tetap bertahan hidup walau ada juga yang punah. Kehidupan hewan seperti ikan banyak yang berubah tetapi, ada jenis yang tetap bisa bertahan hidup walau berada di tanah. Beberapa hewan amphibi menjelma menjadi besar, kulit telurnya mengeras dan hewan ini sudah mulai berada di darat. Inilah permulaan munculnya binatang reptil. Pada zaman itu ada corak kehidupan yang unik, yaitu Kjokken Moddinger merupakan timbunan sampah dapur yang terdapat di sepanjang pantai timur Sumatera berupa sampah dan kulit siput dan kerang.
4. Zaman Neozoikum(zaman kehidupan baru)
Zaman Neozoikum diperkirakan berlangsung selama 70 juta tahun yang lalu. Zaman ini terbagi menjadi dua, yaitu Zaman Tersier dan Zaman Kwarter.
a. Zaman tersier(zaman ketiga)
--> Zaman ini disebut juga zaman ketiga. Zaman tersier dibagi menjadi beberapa masa seperti Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, dan Fliosen. Pada zaman ini jenis monyet berukuran besar sudah mulai ada dan diperkirakan hidup dengan memakan dedaunan. Mungkin jenis monyet ini berasal dari Afrika, ketika benua itu masih subur dan sejuk serta masih menyatu dengan benua Asia. Binatang ini kemudian menyebar ke wilayah Asia dan meneruskan perjalanannya ke Asia dan Asia Tenggara. Keturunannya masih terlihat di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Pada masa Pliosen, muncul jenis gorila yang disebut, Giganthropus(kera manusia raksasa). Binatang ini sekitar 10 juta tahun yang lalu, banyak terlihat di Pegunungan Himalaya dan di India Utara. Bersamaan dengan berubahnya keadaan bumi, binatang ini menghilang. Selain itu terdapat Australopithecus, artinya manusia kera dari Selatan, tanda peninggalannya ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur. Sementara itu ditemukan juga hewan bertulang belakang yang disebut Athrocotherius dan Choeromous, merupakan jenis babi hutan yang biasa hidup di Asia. Bekas-bekas binatang ini banyak ditemukan di Kalimantan sehingga dapat disimpulkan, bahwa pada masa Pliosen ternyata pulau Kalimantan masih bersatu dengan daratan Asia.
b. Zaman Kwarter(zaman keempat)
--> Sejak 600 ribu tahun yang lalu, dunia memasuki zaman kuarter atau disebut juga zaman keempat. Zaman ini terbagi menjadi dua zaman, yaitu Kala Pleistosen(Dilluvium) dan Kala Holosen(Alluvium)
-Kala Pleistosen : Sejarah berlangsungnya alam semesta lebih panjang bila dibandingkan dengan sejarah umat manusia. Manusia prasejarah diperkirakan muncul pertama kali pada kala Pleistosen, kira-kira tiga juta tahun yang lalu. Manusia prasejarah(pra-aksara), adalah manusia yang hidup sebelum tulisan ditemukan. Pada masa Pleistosen terjadi pencairan es(glasial) berkali-kali. Kala Pleistosen berlangsung sampai 10.000 tahun yang lalu. Pada masa itu benua Amerika, Eropa, dan Asia tertutup es sehingga disebut masa glasial(zaman es). Peristiwa turun naiknya es terjadi beberapa kali pada masa Pleistosen. Masa antar-glasial, yaitu waktu suhu bumi kembali naik yang menyebabkan lapisan es menjadi mencair, sementara gletser kembali ke tempat semula. Ketika iklim menjadi panas, lapisan es mencair hingga mencapai daerah yang sekarang disebut wilayah tropis. Masa itu disebut sebagai masa Pluvial(masa hujan). Masa berlangsungnya pluvial dan antar-pluvial di Asia, khususnya di Indonesia, belum diketahui dengan jelas. Bentuk tubuh manusia selalu harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan alam yang terjadi.Meskipun kemampuan akal dan fisik masih terbatas, manusia harus mempertahankan hidupnya dengan mengoptimalkan daya kerja akal. Mereka harus mencari makanan dengan mengandalkan kemampuan fisik dan peralatan yang masih sederhana. Sementara itu letusan gunung berapi dan banjir yang silih berganti kerap meninggalkan lapisan tanah yang subur dan berguna bagi kehidupan manusia dan hewan. Hewan berbulu tebal yang hidup pada kala Pleistosen seperti mammoth, tetap berada di daerah bersuhu dingin. Sementara itu hewan yang berbulu tipis akan bergeser ke daerah yang suhunya lebih panas, daerah tropis seperti Pulau Jawa, Sulawesi, dan Filipina(dengan melintasi Malaysia) merupakan tempat yang dipilih hewan-hewan berbulu tipis. Ada juga hewan-hewan berbulu tipis yang melintas ke Formosa, ke Filipina, ke Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. Dua jalan penyebrangan hewan ini, menurut para ahli dibatasi dengan Garis Wallace yang membuujur antara Selat Makassar dan Selat Lombok. Pada kala Pleistosen akhir, atau disebut Kala Holosen, banyak gletser mencair sehingga permukaan air laut naik. Kala Holosen dimulai sejak 10.000 tahun yang lalu, hingga kini pada kala Holosen ini tingkat kemahiran manusia semakin berkembang. Manusia dapat dibedakan dari hewan karena memiliki akal dan berkembang secara bertahap sesuai dengan perkembangan pola pikirnya. Manusia mulai menetap di gua-gua(Abris Sous Roche), lalu mencari makan dengan berburu dan bercocok tanam.
-Kala Holosen : Pada kala Holosen, lapisan es di wilayah kutub utara diperkirakan berangsur-angsur menipis yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Tanah-tanah yang berada di dataran rendah seperti di Paparan Sunda dan Paparan Sahul, menjadi tergenang air dan membentuk laut yang dangkal. Dataran yang letaknya tinggi lama kelamaan menjadi pulau-pulau di wilayah Nusantara. Saat itu Homo Sapiens(manusia yang mulai menggunakan otaknya) diperkirakan mulai hidup di bumi. Manusia yang hidup di kala Holosen telah diperkirakan menggunakan alat bantu untuk mencari makanan dan mempertahankan hidupnya dari serangan binatang buas. Alat-alat bantu ini masih sangat sederhana dan mungkin masih mendekati bentuk bahan aslinya.
Pasca kala Pleistosen dan Holosen, manusia masih memenuhi kebutuhan pangannya dengan cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian, kerang, dan lain-lain. Kehidupan ini diperkirakan muncul sekitar 6.000 tahun SM. Pada masa ini manusia sudah bisa membuat gerabah sebagai barang penunjang kehidupan sehari-hari walaupun bentuknya masih sederhana. Mereka juga membuat perhiasan dengan desain yang beraneka ragam. Dalam kehidupan sosial, susunan tugas dalam masyarakat mulai tertata sesuai dengan jenis kelamin. Kaum lelaki berburu, sedangkan kaum perempuan mengumpulkan makanan. Kehidupan spiritual juga sudah terlihat, terutama dalam acara upcara pemujaan arwah nenek moyang. Kemudian secara perlahan kehidupan bercocok tanam mulai berkembang, terutama di wilayah Asia Tenggara.
Comments
Post a Comment