A. Konsep Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen memiliki tiga pengertian, yaitu manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan kegiatan manajemen, dan manajemen sebagai suatu ilmu dan seni.
a. Manajemen sebagai Suatu Proses
--> Dalam Encyclopedia of the Social Sciences, dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses di mana pelaksanaan suatu tujuan diselenggarakan dan diawasi.
Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi, serta penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para manajer akan menggunakan semua sumber daya organisasi, yaitu keuangan, peralatan, dan informasi serta sumber daya manusianya untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
b. Manajemen sebagai Kolektivitas Orang-orang yang Melakukan Kegiatan Manajemen
--> Menurut Haiman, manajemen merupakan fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. Sementara itu George R. Terry menyatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu misalnya dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
c. Manajemen sebagai ilmu dan seni
--> Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan yang mendatangkan hasil atau manfaat. Sementara itu, manajemen sebagai ilmu bersifat universal dan mempergunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep yang cenderung benar dalam semua situasi manjerial. Ilmu pengetahuan manajemen dapat diterapkan dalam semua organisasi, seperti perusahaan, pemerintah, pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lain.
Menurut Luther Gulick, manajemen didefinisikan sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan(science) yang secara sistematis berusaha untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama yang lebih bermanfaat. Manajemen telah memenuhi persyaratan untuk disebut bidang ilmu pengetahuan karena telah dipelajari dalam waktu yang lama dan diorganisasi menjadi suatu rangkaian teori. Teori manajemen telah diuji dalam praktik sehingga manajemen sebagai ilmu akan terus berkembang. Manajemen sebagai ilmu pengetahuan artinya manajemen memerlukan disiplin ilmu-ilmu pengetahuan lain dalam penerapannya, seperti Ilmu Ekonomi, Statistika, Akuntansi, dan sebagainya. Bidang-bidang ilmu tersebut bisa dipelajari secara universal.
Manajemen merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Beberapa hal dalam manajemen dapat dipelajari karena merupakan kumpulan pengetahuan tertentu yang telah mengalami berbagai penyelidikan dan pengujian. Manajemen sebagai ilmu berfungsi untuk menerangkan sebuah fenomena, kejadian, atau keadaan. Dalam hal ini digunakan perhitungan-perhitungan dan teknik-teknik tertentu, seperti pada manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, teknik-teknik pemasaran, dan teknik-teknik pengorganisasian.
Dengan berbagai definisi dan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penggoordinasian, dan pengendalian atau pengawas atas sumber daya, terutama sumber daya manusia, untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
2.Mengapa Manajemen Dibutuhkan?
--> Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa manajemen, sebuah usaha akan lebih sulit mencapai tujuannya atau bahkan dapat menjadi sia-sia. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen, yaitu sebagai berikut.
a. Untuk Mencapai Tujuan
--> Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi.
b. Untuk Menjaga Keseimbangan di antara Tujuan-tujuan yang Saling Bertentangan
--> Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. Pihak-pihak ini misalnya pemilik karyawan, kreditur, debitur, konsumen, pelanggan, pemasok, serikat kerja, masyarakat, dan pemerintahan.
c. Untuk Mencapai Efisiensi dan Efektivitas
--> Cara yang lazim untuk mengukur kinerja suatu organisasi adalah dengan mengukur efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Efisiensi adalah kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan cara yang paling tepat tanpa banyak menghilangkan tenaga dan waktu. Efisiensi biasanya diukur melalui selisih antara masukan-masukan yang digunakan(tenaga kerja, bahan baku, mesin, dan waktu) dengan hasil(output) yang dicapai. Semakin tinggi selisihnya, maka semakin efisien. Seorang manajer yang baik harus selalu efektif dan efisien dalam pencapaian hasil dan juga efisien, yaitu dengan memilih cara yang tepat untuk mencapai tujuan.
B. Tingkat/Jenjang Manajemen
Menurut tingkatan manajemen dalam organisasi, manajer dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Manajer Lini-Pertama (First Line Manajer)
--> Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi atau perusahaan yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional disebut manajemen lini/garis pertama (first line atau first level). Para manajer dalam tingkatan ini disebut sebagai dengan kepala atau pemimpin (leader), mandor (foreman), dan penyelia (supervisor). Contohnya adalah mandor dalam pabrik, kepala seksi yang langsung membawahi tenaga pengetik dan tenaga administrasi dalam kantor yang besar, atau penyelia teknik dalam suatu perusahaan otomotif.
2. Manajer Menengah (Middle Manager)
--> Manajer menengah meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menegah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya atau bisa juga karyawan operasional. Sebutan lain untuk manajer menengah adalah manajer departemen atau kepala pengawas (superintendents). Sebagai contoh, kepala bagian yang membawahi beberapa kepala seksi atau kepala subdivisi perusahaan yang membawahkan beberapa kepala bagian.
3. Manajer Puncak (Top Manager)
--> Klasifikasi manajer tertinggi ini terdiri atas sekelompok kecil eksekutif. Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi perusahaan. Tugasnya memimpin organisasi atau perusahaan secara keseluruhan dan memimpin para manajer agar dapat membentuk tim kerja yang baik. Sebutan khusus untuk para manajer puncak adalah presiden direktur, direktur utama, kepala divisi, dan sebagainya.
C. Prinsip-Prinsip Manajemen
Menurut Henry Fayol, ada empat belas prinsip manajemen yang perlu diterapkan dalam pelaksanaan tugas, namun bersifat fleksibel. Artinya, prinsip-prinsip tersebut tidak harus diterapkan sekaligus, melainkan disesuaikan dengan situasi yang ada. Prinsip-prinsip manajemen tersebut sebagai berikut.
1. Pembagian kerja (Division of Work)
--> Tujuan pembagian kerja adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik dengan usaha yang sama. Pembagian kerja memungkinkan pengurangan sasaran sehingga perhatian harus diarahkan. Pembagian kerja dikenal sebagai alat terbaik dalam memanfaatkan individu-individu dan kelompok-kelompok orang.
2. Kekuasaan/Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)
--> Setiap jabatan dalam organisasi tertentu harus mempunyai kekuasaan dan tanggung jawab. Kekuasaan atau wewenang (authority) merupakan hak untuk mengambil keputusan sehubungan dengan tugas, tanggung jawab atau pekerjaan yang harus dikerjakannya.
Responsibility atau tanggung jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang pejabat agar dapat melaksanakan authority (wewenang) yang diberikan kepadanya.
3. Disiplin (Dicipline)
--> Dalam suatu organisasi harus ada disiplin, yaitu sesuatu yang menjadi dasar bagi kekuatan organisasi tersebut. Hakikat dari kedisiplin adalah melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara pemimpin dengan para pekerja, baik persetujuan tertulis, lisan, maupun berupa peraturan atau kebiasaan. Disiplin sangat penting karena suatu usaha tidak akan mengalami kemajuan tanpa adanya kedisplin dari pihak atasan maupun bawahan.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
--> Salah satu prinsip yang dirumuskan oleh Fayol adalah one employee to have orders from one superior only, artinya bahwa seorang pegawai menerima perintah hanya dari seorang atasan saja. Adanya kesatuan perintah selain menegaskan siapa atasan seseorang, juga menjauhkan keraguan dalam pelaksanaan tugas.
5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)
--> Prinsip kesatuan arah dimaksudkan agar seorang pemimpin mempunyai suatu rencana atau sejumlah kegiatan yang mempunyai tujuan sama (one head and one plan or a group of activities having the same objective). Prinsip ini merupakan persyaratan penting untuk kesatuan tindakan, koordinasi, dan kekuatan untuk memfokuskan usaha. Dalam pengertian umum, kesatuan arah ini dimaksudkan bahwa tujuan masing-masing unit dan tujuan organisasi secara keseluruhan tidak boleh bertentangan satu sama lain.
6. Kepentingan Individu Harus berada di Bawah Kepentingan Umum (Subordinate of indivual interest to general interest)
--> Prinsip ini sudah sangat jelas kepentingan umum harus dikedepankan daripada kepentingan pribadi masing-masing orang dalam organisasi. Dalam sebuah perusahaan, kepentingan seseorang pegawai tidak boleh diatas kepentingan perusahaan. Kepentingan rumah tangga perusahaan harus didahulukan daripada kepentingan anggota-anggotanya, dan kepentingan negara harus didahulukan dari kepentingan tiap-tiap warga negara atau kepentingan kelompok masyarakat.
7. Pembayaran Upah yang Adil (Remuneration of Personel)
--> Gaji pegawai adalah harga dari layanan yang diberikannya. Pemberian upah harus adil, dan memberi kepuasan, baik kepada pegawai maupun kepada perusahaan. Tingkat gaji dipengaruhi oleh biaya hidup, permintaan, penawaran tenaga kerja, keadaan umum perusahaan, posisi ekonomi perusahaan, dan tergantung pula dari pendidikan dan pengalaman pegawai. Untuk meningkatkan gairah kerja, Henry Fayol menganjurkan penambahan gaji pegawai dalam bentuk bonus yang didistribusikan sekali dalam satu tahun yang dapat dianggap sebagai pembagian keuntungan.
8. Pemusatan (Centralization)
--> Ada berbagai jenis wewenang yang harus dipusatkan (sentralisasi) dan sebaliknya, ada pula berbagai jenis wewenang yang dapat dibagi-bagi atau didelegasikan (desentralisasi) kepada bawahan. Masalah sentralisasi dan desentralisasi adalah masalah pembagian kekuasaan. Pada suatu organisasi kecil sentralisasi dapat diterapkan, akan tetapi pada organisasi besar harus diterapkan desentralisasi. Bila terlihat adanya tekanan untuk memberi peranan yang lebih besar kepada bawahan, maka desentralisasi harus diterapkan. Sebaliknya bila ada kecenderungan pengurangan peranan bawahan, maka sentralisasi yang harus diterapkan.
9. Rantai Saklar (Scalar Chain)
--> Prinsip rantai saklar ini dimaksudkan bahwa garis wewenang dalam suatu organisasi harus jelas. Rantai saklar adalah rantai yang bermula dari atasan, yaitu dari otoritas terakhir hingga pada tingkat terendah. Prinsip rantai saklar dapat mempermudah komunikasi antara pegawai-pegawai setingkat.
10. Tata Tertib (Order)
--> Prinsip ini menjelaskan bahwa dalam satu organisasi harus ada ketertiban, baik dalam hal material maupun orang-orang dalam organisasi. Jadi, a place for everything/everyone and everything/everyone in it's (his) place, artinya harus ada suatu tempat untuk segala hal/orang serta segala hal/orang pada tempatnya. Bila diharapkan adanya ketertiban dalam sebuah perusahaan, haruslah ada tempat yang jelas pada setiap pegawai, dan setiap pegawai harus ada di setiap tempatnya yang telah ditetapkan.
11. Keadilan (Equity)
--> Agar setiap bawahan setia pada pemimpin dan organisasinya, maka setiap pemimpin harus mempraktikan keadilan, yaitu memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Dalam arti umum, keadilan berarti adanya penerapan nilai luhur yang berisi kewajiban setiap orang untuk bekerja demi kepentingan umum.
12. Stabilitas Pegawai (Stability of Personel TurnOver)
--> Prinsip ini maksudnya bahwa dalam suatu organisasi harus menjadi stabilitas pegawainya. Jangan dilakukan terlalu sering penggantian pegawai, baik karena perpindahan maupun pemecahan divisi.
13. Inisiatif (Initiative)
--> Prinsip inisiatif dimaksudkan bahwa setiap orang diberikan setiap kesempatan untuk mengungkapkan atau menjalankan inisiatif atau ide kreatifnya. Inisiatif merupakan kesanggupan untuk berpikir tentang suatu rencana dan kemampuan untuk melaksanakannya. Ide kreatif ini bisa mengenai cara kerja prosedur kerja, ataupun dalam menjalankan rencana-rencana baru untuk pelaksanaan pekerjaan.
14. Jiwa Kesatuan (Esprit de Corps)
--> Dalam setiap diri anggota suatu organisasi tertentu harus tertanam jiwa kesatuan atau kesetiaan pada organisasi. Kesetiaan pada organisasi merupakan aspek penting untuk menimbulkan kerjasama antaranggota untuk mencapai tujuan organisasi. Kewajiban setiap pemimpin adalah selalu menumbuhkan jiwa kesatuan pada masing-masing bawahannya.
D .Unsur-unsur Manajemen
Pada dasarnya, manajemen merupakan suatu proses pemberian bimbingan dan fasilitas dalam suatu kegiatan kerjasama guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Fasilitas atau alat-alat kerja yang digunakan tersebut merupakan unsur manajemen. Unsur tersebut mutlak diperlukan dalam manajemen. Menurut Harrington Emerson, manajemen mempunyai lima unsur yang dikenal sebagai 5M, yaitu sebagai berikut.
1. Tenaga Kerja (Man)
--> Dalam kegiatan manajemen, manusia merupakan unsur yang paling penting dalam menentukan hasil. Tanpa adanya manusia, tidak akan ada proses kerja karena manusialah yang menentukan tujuan, membuat perencanaan, dan melakukan proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang terus melakukan pelatihan kepada karyawannya agar kualitasnya menjadi semakin baik.
2. Uang (Money)
--> Dalam perekonomian uang (modern), uang menjadi faktor yang sangat penting sebagai sarana perdagangan/tukar menukar (menggantikan perekonomian barter). Uang diperlukan pada setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuannya. Dalam suatu organisasi, uang ibarat darah pada manusia. Uang diperlukan untuk membayar tenaga kerja/karyawan, membeli bahan dan mesin-mesin, serta membiayai kegiatan operasional perusahaan.
3. Bahan (Materials)
--> Dalam memproduksi barang, diperlukan bahan-bahan. Misalnya, untuk menghasilkan pakaian diperukan tekstil, benang, kancing, dan sebagainya.
4. Mesin (Machines)
--> Dalam mengolah bahan-bahan menjadi suatu produk diperlukan mesin dan alat-alat. Dengan proses produksi berjalan secara efisien dan efektif menggunakan mesin maka pembuatan barang bisa menjadi cepat dan hemat.
5. Cara Kerja (Methods)
--> Cara yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan menjadi unsur penting dalam manajemen karena akan menentukan hasil kerja manusia. Cara kerja yang baik akan memperlancar dan mempermudah pelaksanaan suatu pekerjaan. Oleh karena itu perusahaan (manajemen) biasanya menetapkan prosedur operasional standar utnuk mengatur langkah-langkah dan cara kerja bagi karyawan.
E. Fungsi Manajemen
Dalam usaha mencapai tujuan-tujuannya, organisasi melakukan kegiatan-kegiatan sebagai suatu proses operasional. Proses ini bermacam-macam, mulai dari memproduksi dan memasarkan barang-barang dan jasa, menjalankan pembelanjaan, mengadakan kegiatan-kegiatan personalia, administrasi serta mengatur keuangan. Tujuan perusahaan juga bermacam-macam, yaitu mencapai keuntungan maksimum, berusaha bertahan tetap hidup (survival), bertujuan sosial, dan sebagainya. Agar tujuan ini dapat dicapai secara efektif perlu diatur dengan baik. Pengaturan proses perusahaan dalam pengertian secara keseluruhan dikenal sebagai fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen ini meliputi perencanaan (planning), pengorganisasiaan (organizing), pengarahan (directing), pengoordinasian (coordinating), dan pengendalian atau pengawasan (controlling).
1. Perencanaan (Planning)
--> Setiap organisasi memiliki tujuan yang akan dicapai baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Untuk menetapkan sasaran bagi organisasi dan menerapkan prosedur terbaik dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan sebuah perencanaan. Umumnya dalam membuat suatu perencanaan didasarkan pada pertanyaan 5W+1H.
a. Pengertian Perencanaan
--> Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan sebelum melakukan kegiatan. Pada hakikatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan yang merupakan dasar bagi kegiatan atau tindakan yang akan dilakukan organisasi di waktu yang akan datang. Fungsi ini mencakup usaha-usaha penentuan tujuan organisasi yang merupakan pedoman kegiatan organisasi sehingga pencapaian tujuan dan kegiatan-kegiatan lain dapat diintehrasikan. Oleh karena itu, perencanaan (planning) lebih tepat bila dirumuskan sebagai penetapan tujuan, kebijakan (policy), prosedur, anggaran (budget), dan program lain dari suatu organisasi.
b. Tujuan Perencanaan
--> Tujuan perencanaan adalah menunjang tercapainya tujuan-tujuan perusahaan. Dengan menganalisis tujuan yang akan dicapai dapat ditentukan kegiatan-kegiatan yang perlu dijalankan dan hal ini kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan. Kebijakan merupakan pedoman yang dibuat atau ditentukan terlebih dahulu sehubungan dengan tindakan yang perlu ditempuh sebagai pedoman kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
-
2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Pengertian Pengorganisasian
--> Pengorganisasian dimaksudkan untuk mengelompokkan kegiatan yang diperlukan yaitu dengan penetapan susunan serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut. Pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dnegan tujuan terciptanya kegiatan-kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
1) Tujuan Pengorganisasian
--> Salah satu tujuan utama pengorganisasian adalah untuk mempermudah dalam melaksanakan tugas dengan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, untuk mempermudah pemimpin dalam melaksanakan tugas pengawasan. Dalam pengorganisasian dapat ditentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas dan jabatan yang telah dibagi-bagikan.
2) Fungsi Pengorganisasian
--> Fungsi pengorganisasian didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, Sumber Daya Manusia (SDM), dan faktor fisik agar kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama.
3) Wewenang
--> Wewenang adalah hak untuk mengambil keputusan mengenai apa yang harus dijalankan oleh sesorang dan merupakan hak untuk meminta kepada orang lain melakukan sesuatu. Wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab yang dipikulnya.
4) Pertanggungjawaban
--> Apabila wewenang berasal dari pemimpin, yaitu alirannya dari atas ke bawah, maka pertanggungjawaban ini berasal dari bawah ke atas. Di sini pertanggungjawaban merupakan laporan hasil kerja dari bawahan kepada yang berwenang (atasan).
b. Manfaat Pengorganisasian yang Baik
--> Manfaat pengorganisasian yang baik adalah terjalinnya pola hubungan yang baik anatarorganisasi dengan antaranggota organisasi sehingga akan mempermudah pencapaian tujuan organisasi. Setiap anggota organisasi dapat mengetahui dengan jelas tugas dan kewajiban serta tanggung jawabnya karena dalam pengorganisasian terjadi pendelegasian wewenang secara tegas.
3. Pengarahan (Directing)
--> Pengarahan (directing) merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing. Hal ini dilakukan agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan. Directing atau commanding merupakan fungsi manajemen yang berfungsi agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan. Selain itu, directing dapat pula berfungsi untuk mengoordinasikan kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Mengingat pentingya fungsi ini, pemimpin dituntut untuk dapat berkomunikasi, memberi petunjuk, nasihat, berpikir kreatif, berinisiatif, meningkatkan kualitas, dan memberikan stimulasi kepada para karyawannya.
4. Pengoordinasian (Coordinating)
--> Coordinating atau mengoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, dan kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan anggota sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu antara lain dengan memberi instruksi untuk memberikan penjelasan, bimbingan dan nasihat, mengadakan pelatihan, serta bila perlu memberi teguran. Dengan demikian, koordinasi adalah suatu proses pengintergrasian tujuan dan kegiatan unit-unit yang terpisah (departemen/bidang fungsional) dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, dalam pengoordinasian diupayakan adanya keselarasan kegiatan-kegiatan pada satan organisasi atau keselarasan di antara pejabatnya apabila diperlukan.
5. Pengendalian atau Pengawasan (Controlling)
--> Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir manajemen yang harus dilakukan oleh pemimpin organisasi. Controlling atau pengawasan, dan sering juga disebut pengendalian merupakan kegiatan untuk menemukan dan mengoreksi adanya penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. Koreksi ini diperlukan agar anggotas organisasi dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapainya tujuan yang sudah diterapkan. Dalam melaksanakan kegiatan controlling, pemimpin bisa mengadakan pemeriksaan, mencocokkan, serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, pengendalian berkaitan erat dengan perencanaan.
Langkah-langkah dalam proses pengendalian dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Menetapkan Standar dan Metode untuk Mengukur Prestasi
--> Misalnya, berapa target penjualan dan jumlah yang harus dicapai.
b. Mengukur Prestasi Kerja
--> Pelaksanaan langkah ini merupakan proses yang berkesinambungan dan berulang-ulang yang frekuensinya tergantung pada jenis kegiatannya. Langkah ini sebaiknya dilakukan dengan segera agar waktunya tidak terlalu panjang.
c. Menentukan Apakah Prestasi Kerja Telah Memenuhi Standar
--> Langkah ini dilakukan dengan cara membandingkan antara langkah pertama dan langkah kedua.
d. Mengambil Tindakan Korektif
--> Apabila langkah pertama dan langkah kedu telah sesuai atau tidak terjadi penyimpangan, manajemen tidak perlu melakukan tindakan korektif. Akan tetapi, apabila terjadi penyimpangan makan manajemen perlu melakukan tindakan korektif. Tindakan ini dapat dilakukan dengan mengoreksi beberapa kegiatan organisasi atau mengoreksi standar kerja yang telah ditetapkan semula.

Comments
Post a Comment